Sabtu, 25 Desember 2010

javid nama

»»  read more

Sabtu, 18 Desember 2010

KOMITMEN.. 2

Hampir tidak ada kader PII yang terlibat dalam aksi separatisme. Sebaliknya hampir semua kader PII dengan berbagai latar-belakang profesi selalu terlibat dalam upaya integrasi dan pembangunan komitmen kebangsaan./Kita sadar betul akan potensi-potensi Indonesia yang sangat besar sehingga Indonesia sebagai negara maju beberapa dasawarsa ke depan bukanlah sebatas mimpi dan imajinasi, namun benar-benar akan terwujud melalui analisa rasional dan objektif ditambah dengan banyaknya gejala yang sedang mengarah ke arah sana./Mulai dari militer, ekonomi, politik hingga dunia pendidikan, PII telah sangat banyak memberikan sumbangsihnya bagi bangsa ini. Meskipun demikian, PII tidak sama dengan organisasi lain yang suka membesar-besarkan peran dan fungsinya ketika ada kadernya yang menjadi pahlawan bangsa. PII bukan tipe organisasi yang suka mengkultus nama-nama tertentu dari kadernya. Bahkan PII lebih suka menyumbang kader-kadernya ke lembaga jenis apapun agar dia mampu terus senantiasa mengembangkan diri meski kadang-kadang ada beberapa kader PII yang benar-benar melupakan PII sebagai organisasi yang telah membuka matanya dan mengaktifkan nalar kritisnya./PII tidak mengenal yang namanya senioritas. Oleh sebab itu, kalaupun ada kader PII yang telah punya posisi strategis di lembaga manapun, kader-kader PII yang usianya jauh lebih muda darinya, tidak segan-segan mengritiknya kalu dia salah dan keliru./Para kader organisisi lain, terutama sesama organisasi Islam suka menghina PII sebagai organisasi yang tidak becus mengurus kadernya. Komentar ini mereka lontarkan karena mungkin mereka sering menemukan kader PII yang masih aktif di kepengurusan dan belum selesai seluruh jenjang kaderisasinya tidak memiliki kefakihan yang baik. Maklum saja mereka menghardiknya sebab mereka tidak tau bahwa PII lebih suka merekrut pemuda berandalan, bandel dan ugal-ugalan dari pada yang shalih dan shalihat. Kalau mereka sudah faqih, cerdas dan beradab, untuk apa lagi diganggu. Untuk menambah jumlah massa? PII tidak! /PII lebih suka memfungsikan diri seperti bengkel, di mana hanya pemuda yang tidak baik dibaikkan di sini. Jadi kalu mau cari mobil yang bagus jangan cari di bengkel. Kalau mau lihat hasil "reparasi" PII, lihatlah kader-kader PII yang sudah menghabiskan seluruh jenjang kaderisasi PII dan telah menyelesaikan seluruh eselon amanah kepengurusan PII. Dan untuk lebih meyakinkan: bandingkan dia sebelum disentuh PII!/Mentra 58, 18 Desember 2010.
»»  read more

KOMITMEN KEINDIONeSIAAN PII

Komitmen Keindonesiaan Pelajar Islam Indonesia (PII)/Telah sangat banyak yang diberikan organisiasi Pelajar Islam Indonesia (PII) yang lahir 1947 ini pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam masa Revolusi Fisik, PII telah banyak menyumbangkan kadernya dalam menumpas pasukan sekutu. Demikian pula dalam usaha memberantas Komunisme di Indonesia, PII menjadi salahsatu garda depan. Meskipun PII dianggap illegal oleh pemerintah selama kurang lebih satu dasawarsa, sejak pertengahan 1980-an hingga 1990-an karena menolak UU Kepemudaan yang mewajibkan seluruh organisasi kepemudaan menjadikan Pancasila sebagai asas organisasi, PII tetap berkontribusi dalam kaderisasi guna menyiapkan pemimpin bangsa yang teguh dengan prinsip-prinsip Islam, kepedulian terhadap dinamika dan persoalan ummat serta intelektualitas tinggi./Berkat perjuangan yang tidak kenal lelah sejak awan kebangkitannya PII telah mampu menyumbangkan kader-kader terbaiknya di segala lini perpolitikan, kewirausahaan, militer, dunia pendidikan dan banyak bidang lainnya. Menyebarnya kader-kader PII ke hampir semua bidang diharapkan mereka mampu menjalankan tugas di bidang masing-masing guna mengusahakan Indonesia ke arah yang lebih baik./Sejak awal perekrutannya, PII senantiasa mendoktrinkan tiga komitmen pada kadernya yaitu komitmen kepelajaran, keislaman dan keindonesiaan. Indonesia sebagai negara besar secara geografis selain memiliki potensi sumber daya alam yang kaya juga memiliki potensi sumberdaya manusia yang cerdas ulet dan kompeten. Bila semua potensi yang dimiliki bangsa ini dikelola dengan baik, kita yakin bahwa Indonesia dengan cepat akan berubah menjadi negara maju, jauh meninggalkan negara-negara adidaya sekarang./ Pengelolaan atas aset bangsa yang kaya haruslah diamanahkan pada sosok-sosok yang memiliki komitmen kebangsaan yang kuat serta memiliki prinsip dasar yang teguh. Terutama, mereka harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Dan PII, mampu dan telah terbukti, menghasilkan segudang kader yang memenuhi indikator yang dimaksud./ Persoalan yang dihadapi rakyat tidak mampu ditangani pemerintah secara seksama adalah kurangnya para pengelola pemerintahan memiliki kepekaan terhadap penderitaan yang dihadapi rakyat. Dalam mengatasi hal ini, PII sejak dini membiasakan kadernya bersentuhan langsung dengan rakyat./Nasi ummat adalah makanan yang paling populer dalam konsumsi training-training PII. Tujuannya adalah agar sejak awal kader-kader tau bahwa mereka telah mengisi perut mereka yang lapar dari hasil keringat dan jerih payah ummat secara langsung. Nasi ummat lebih dari sekedar makaan penghilang lapar. Nasi ummat adalah sebuah majelis dimana pelajar yang kelak menjadi pemimpin ummat melihat dan mendengarkan langsung derita dan perderitaan ummat dan nasi itu adalah cinta di dalam bungkusan. /Seorang pemimpin agar dapat benar-benar mengurusi rakyatnya haruslah dia memiliki kepekaan emosional terhadap persoalan ummat hingga sedetail mungkin. Selain itu dia juga harus mengetahui cara jitu mengatasi aneka problematika mereka. Mungkin hal inilah yang membuat pihak rektorat perguruan tinggi mengadakan KKN untuk mahasiswanya. Namun KKN orientasinya hanyalah nilai. Mahasiswa yang dilepaskan ketengah masyarakat itu tidak memiliki landasan prinsip yang teguh dan miskin visi. Sehingga KKN hanya menjadi bagian dari target akademik semata./PII sejak awal telah menanamkan prinsip-prinsip Islam yang teguh ke dalam dada setiap kadernya. Prinsip kesatuan antar ummat Islam itu seperti satu anggota tubuh: bila satu bagian terluka, seluruhnya merasakan sakitnya. PII juga memiliki visi yang jelas yaitu membentuk sebuah kebudayaan yang sejahtera dan damai. PKP merupakan ajang kader-kader PII melihat dan ikut merasakan langsung bagaimana pahit-getirnya penderitaan ummat. Kader PII yang ikut menyatu dengan ummat dalam ajang PKP memiliki kepakaan yang luarbiasa terhadap penderitaan ummat tergugah hatinya, tergerakkan badannya untuk bertindak mensolisikan aneka persoalan mereka. Bermodalkal intelegensia tinggi, kader PII tahu akar sebab penderitaan ummat. Dengan jiwa kepemimpinan yang ditanamkan, mereka dapat merebut posisi-posisi strategis di berbagai bidang sehingga dapat menghapuskan seluruh persoalan ummat dengan efektif dan efesien./Primordialisme adalah penyakit parah yang dapat mengancam kemajuan sebuah negara yang paling majemuk di dunia yaitu Indonesia. Pluralitas suku dan kebudayaan haruslah menjadi peluang kompetisi konstruktif bagi kemajuan bangsa. Bila kita tidak mampu menawarkan sebuah visi yang dapat mempengaruhi seluruh elemen bangsa, maka potensi pluralitas ini malah akan menjadi penyakit yang sangat luar biasa dan mengancam kesatuan dan menghambat kebangkitan Indonesia. PII melalui Falsafah Gerakan dan Khittah Perjuangannya mampu menjadikan pluralitas ini menjadi potensi positif dalam mencerdaskan dan menyatukan keragaman bangsa. PII tidak pernah membeda-bedakan asal daerah dan suku kadernya dalam berkompetisi di lingkunyannya. PII tidak pernah mendiskreditkan salah-satu daerah atau suku dan tidak pernah menempatkan suku dan daerah tertentu pada posisi yang khusus. Bahkan PII yang berasas Islam tidak pernah mempersoalkan mengenai khilafiyah dalam Rumah Tangga Islam. Prinsip inilah yang membuat kader PII tidak pernah mengenal yang namanya konflik agama, ras dan adat-budaya. /Hampir tidak ada kader PII yang terlibat dalam aksi separatisme. Sebaliknya hampir semua kader PII dengan berbagai latar-belakang profesi selalu terlibat dalam upaya integrasi dan pem
»»  read more

Senin, 13 Desember 2010

Garudaku Tangguh: Konstruksi Islam Indonesia

Tulusan ini layak pula dikatakan sebagai lanjutan dari tulisan berjudul "Indonesia sebagai Negara Maju: Konstruksi Islam Indonesia". Konsentrasi penulis adalah agar Islamlah sebagai substansi dan aksi negara ketika Indonesia menjadi negara maju kedua dunia setelah India tidak lama lagi. Islam Indonesia yang diterapkan di Indonesia adalah "Islam yang telah tersucikan" dan hanya Islam saja yang berhak mengatur jalan hidup dan tindakan masyarakat. Islam punya semua pedoman yang sangat rinci dan paling lengkap mengenai kehidupan manusia./Awalnya saya selalu merasa tidak sepakat Garuda sebagai lambang negara Indonesia. Bagaimana negara ini bisa maju kalau lambang negaranya adalah sesuatu yang tidak nyata, tidak real, imajinasi. Negeri ini adalah negeri dongeng. Begitu pikirku dulu. Namun kini pikiran demikian berubah derastis. Lambang sebuah negara yang baik itu haruslah sesuatu yang tidak real. Alasannya adalah negaranya dapat terus-menerus bergerak maju tanpa batas. Kalau lambangnya adalah suatu benda atau makhluk yang dapat ditemukan di alam nyata maka di sana pastinya akan ditemukan kekurangan-kekurangan. MIsalnya kalau sebuah negara berlambang singa, boleh saja rakyatnya berdalih agar negaranya kuat seperti singa. Tapi singa itu hanya bisa hidup dengan membunuh, sadis tanpa ampun. Naga, sama seperti garuda, tidak memiliki kesan negatif apapun. Yang orang tau naga dan garuda itu kuat, tangguh dan bisa terbang tinggi. /Tapi yang disayangkan efek imajinatif Garuda merembes pada penetapan hukum Indonesia di mana hampir semua poin hukumnya selalu tidak pasti dan multi tafsir persis seperti syair atau puisi yang bisa dimaknai secara subjektif. Karena itulah siapa yang punya uang lebih banyak akan lebih mudah menjadi licin dan lepas dari cangkraman hukum sebab dia mampu membayar ahli-ahli hukum besar untuk menafsirkan lain hukum itu. Di Indonesia, yang paling memahami hukum, paling mudah merasionalisasi hukum sesuai kehendaknya.Saya curiga hal ini didukung oleh bahasa Indonesia yang memang memiliki potensi puitik meski dicoba tampilkan seilmiah mungkin. /Oleh karena demikian, untuk menjaga kelancaran pelaksaan hukum di Indonesia, kita perlu modal dasar yaitu ketulusan niat dan keikhlasan menerima resiko dari kesalahan yang diperbuat. Hal ini sangat sulit direalisasikan, sebab secara alamiah manusia akan membela diri ketika merasa terancam. Untuk menciptakan manusia Indonesia yang rela menerima konsekwensi atas perbuatannya meskipun itu tidak menyenangkannya. Lebih dari itu, untuk menciptakan karakter bangsa yang besar, kita perlu menerapkan sistem pembentukan karakter. Sistem ini harus termanajemen dengan baik dan harus di isi oleh sebuah konsep pembentukan karakter yang memiliki pondasi radikal (mengakar) dan manifestasi holistik./Pembentukan karakter yang termanajemen dengan baik adalah yang mampu membentuk karakter secara mengakar. "Peng-akar-an" ini akan efektif apabila sasarannya dibentuk sejak usia dini. Dan agar punya perisai yang kuat untuk mempertahankan karakter yang dibentuk, harus disusun dalam sistem formal negara. Caranya adalah melalui jalur pendidikan formal. /Muatan di dalam pendidikan karakter itu adalah Islam, karena hanya Islam saja yang memiliki fondasi radikal yang disebut 'Akidah' dan memiliki konsep tatanan hidup-atau disebut juga dengan ibadah dan mu'amalah- yang menyeluruh (holistik). /Dalam menciptakan kebudayaan Indonesia di masa depan, kita harus melakukan sebuah sistem sebagai berukut: Dari dalam kita perlu melindungi generasi muda agar terhindar dari pengaruh budaya modern yang tidak sehat. Caranya adalah dengan menempatkan mereka di sekolah berasrama. Selain itu, cara begini dapat membentuk karakter mereka dengan baik sesuai arahan Islam. Selanjutnya dari luar kita perlu menetapkan UU yang yang mampu menghapus total segala akses fasilitas dan potensi negatif. Menutup akses fasilitas negatif sangat perlu dilakukan sebab kalaupun generasi muda pelajar diasramakan, maka ketika sejenak keluar atau kembali ke masyarakat kelak mereka akan kembali terperosok ke tindakan negatif. /Akhlak atau etika adalah akumulasi perbuatan-perbutan atau tindakan-tindakan seseorang. Para pemikir klasik dan ilmuan moder sepakat bahwa setiap perbuatan-perbutan atau tindakan-tindakan dilakukan dianya terjadi secara spontan tanpa proses berfikir. Karena itu meskipun dia aulia sekalipun kalau (maaf) melihat Tamara telanjang sementara tidak ada seorangpun selain mereka berdua ditambah pula Tamara semakin mendekatinya, maka "kerja itu" terjadi juga. Anak-anak tidak perlu diberikan penyuluhan bahaya narkoba, cukup basmi segala jenis narkoba. Tak perlu seminar atau sarasehan, pakai uang itu untuk menggaji lembur polisi. Semua beres. Semua persoalan bangsa akan beres kalau seluruh lapisan masyarakat mau konsisten pada tugas dan wewenangnya tanpa menyalahi dan mengakal-akali aturan./Kawan saya menyatakan pakai helm hukumnya wajib. Dan tentunya akan berdosa dan masuk neraka bila melanggar. MUI juga mengeluarkan fatwa haram rokok. Kalau merokok kita akan masuk neraka. Kalau demikian tidak pakai sabuk pengaman, menyebarangi jalan tidak melalui zebra cross dan memasuki jalus busway adalah contoh-contoh perbuatan yang akan menggiring kta kepada nerakan Jahannam?/Pada masa jayanya Islam saat Ummayyah dan Abbasiyah berkuasa, Islam mampu menjaga diri dari maraknya filsafat Yunani. Bahkan ketika itu intelektualnya menjadikan filsafat itu sebagai bagian perangkat solusi teknis atas persoalan praktis masyarakat .
»»  read more

berhala... distribusi

»»  read more

Minggu, 12 Desember 2010

jauh-melihat pria Paul Feyerabend (1975) Terhadap Metode Garis besar teori anarkis pengetahuan Sumber: Analytical Index (menjadi sketsa dari argumen utama) dan bab penutup dari Terhadap Metode (1975) publ. Humaniora Press. Hanya Tabel Analisis Isi dan Penutup Bab ulang di sini. Ilmu pengetahuan adalah perusahaan anarkis dasarnya: anarkisme teoritis lebih kemanusiaan dan lebih cenderung mendorong kemajuan daripada hukum-dan-order alternatifnya. Hal ini ditunjukkan baik oleh pemeriksaan episode historis dan dengan analisis abstrak hubungan antara ide dan tindakan:. Hanya Prinsip yang tidak menghambat kemajuan adalah sesuatu pergi. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan hipotesis yang bertentangan baik dikonfirmasi teori dan / atau didirikan eksperimental hasil-baik. Kami dapat memajukan ilmu pengetahuan dengan melanjutkan counter-induktif. Kondisi konsistensi yang menuntut bahwa hipotesis baru setuju dengan teori yang diterima adalah tidak masuk akal karena mempertahankan teori yang lebih tua, dan bukan teori yang lebih baik. Hipotesis bertentangan dengan teori yang dikonfirmasi juga memberi kita bukti yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain. Proliferasi teori yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, sedangkan keseragaman merusak daya kritis. Keseragaman juga membahayakan perkembangan bebas dari individu. Tidak ada ide, tetapi kuno dan tidak masuk akal, yang tidak mampu meningkatkan pengetahuan kita. Seluruh sejarah pemikiran diserap ke dalam ilmu pengetahuan dan digunakan untuk meningkatkan setiap teori tunggal. Juga tidak campur tangan politik ditolak. Ini mungkin diperlukan untuk mengatasi chauvinisme ilmu yang tahan alternatif untuk status quo. Teori Tidak pernah setuju dengan semua fakta di domainnya, namun tidak selalu teori bahwa yang harus disalahkan. Fakta yang dibentuk oleh ideologi yang lebih tua, dan bentrokan antara fakta dan teori dapat menjadi bukti kemajuan. Ini juga merupakan langkah awal dalam upaya kita untuk menemukan prinsip-prinsip yang tersirat dalam pengertian observasional akrab. sebuah contoh dari upaya saya memeriksa menara yang argumen Aristotelians digunakan untuk membantah gerakan. bumi Sebagai Argumen melibatkan interpretasi alam - ide begitu erat hubungannya dengan pengamatan bahwa itu memerlukan suatu upaya khusus untuk mewujudkan eksistensi mereka dan untuk menentukan mereka konten. Galileo mengidentifikasi interpretasi alam yang tidak konsisten dengan Copernicus dan menggantikan mereka dengan orang lain. Interpretasi alami baru merupakan suatu yang sangat abstrak observasi bahasa dan baru. Mereka diperkenalkan dan tersembunyi sehingga satu jatuh ke melihat perubahan yang telah terjadi (metode anamnesis). Mereka berisi gagasan relativitas semua gerak dan hukum inersia lingkaran. kesulitan awal disebabkan oleh perubahan ini dijinakkan oleh hipotesis ad hoc, yang kadang-kadang demikian ternyata memiliki fungsi positif, mereka memberikan teori-teori baru ruang bernafas, dan mereka menunjukkan arah penelitian di masa depan. Selain interpretasi alam, Galileo juga perubahan sensasi yang tampaknya membahayakan Copernicus. Dia mengakui bahwa ada sensasi seperti itu, ia memuji Copernicus karena telah mengabaikan mereka, ia mengklaim telah dihapus mereka dengan bantuan teleskop. Namun, dia tidak memberikan alasan teoritis mengapa teleskop harus diharapkan dapat memberikan gambaran yang benar dari langit . Juga tidak pengalaman awal dengan teleskop memberikan alasan tersebut. Pengamatan teleskopik pertama dari langit yang tidak jelas, tak tentu, bertentangan dan bertentangan dengan apa yang setiap orang dapat melihat dengan mata telanjang itu. Dan, satu-satunya teori yang bisa membantu untuk memisahkan ilusi teleskopik dari fenomena tulus telah disangkal oleh tes sederhana. Di sisi lain, ada beberapa fenomena teleskopik yang jelas Copernican. Galileo memperkenalkan fenomena ini sebagai bukti independen untuk Copernicus ketika situasi agak membantah bahwa salah satu pandangan - Copernicanism - memiliki kemiripan tertentu dengan fenomena yang muncul dari lain membantah pandangan - gagasan bahwa fenomena teleskopik adalah gambar yang setia dari langit. Galileo berlaku karena gaya dan teknik pandai tentang persuasi, karena ia menulis dalam bahasa Italia dan bukan dalam bahasa Latin, dan karena ia menarik bagi orang-orang yang temperamental menentang ide-ide lama dan standar pembelajaran terhubung dengan mereka. 'Seperti' irasional metode dukungan sangat dibutuhkan karena 'pembangunan yang tidak merata' (Marx, Lenin) berbagai bagian ilmu selamat. Copernicanism penting lainnya dan bahan-bahan ilmu pengetahuan modern hanya karena alasan sering ditolak di masa lalu mereka. Metode Galileo bekerja di bidang lain juga. Sebagai contoh, dapat digunakan untuk menghilangkan argumen yang ada terhadap materialisme, dan untuk mengakhiri pikiran filosofis / masalah tubuh (masalah ilmiah yang sesuai tetap tak tersentuh, namun). Hasil yang diperoleh sejauh ini menunjukkan menghapuskan perbedaan antara konteks penemuan dan konteks pembenaran dan mengabaikan perbedaan terkait antara istilah observasional dan istilah teoritis. Baik perbedaan berperan dalam praktek ilmiah. Upaya untuk menegakkan mereka akan memiliki konsekuensi bencana. Akhirnya, pembahasan dalam Bab 6-13 menunjukkan itu dari versi Popper's pluralisme Mill tidak setuju dengan praktek ilmiah dan akan menghancurkan ilmu pengetahuan seperti yang kita kenal. Mengingat ilmu pengetahuan, alasan tidak dapat universal dan tak beralasan tidak dapat dikesampingkan. Fitur ini ilmu membutuhkan suatu epistemologi anarkis. Realisasi bahwa ilmu tidak suci, dan bahwa perdebatan antara sains dan mitos telah berakhir tanpa telah dimenangkan oleh sisi baik, semakin memperkuat kasus untuk anarkisme. Bahkan upaya cerdik Lakatos untuk membangun metodologi bahwa (a) tidak mengeluarkan perintah dan belum (b) meletakkan pembatasan pada pengetahuan-meningkatkan kegiatan kami, tidak luput kesimpulan ini anarkisme. Lakatos 'Untuk filsafat liberal muncul hanya karena suatu yang menyamar. Dan standarnya yang disarikan dari ilmu pengetahuan modern tidak dapat dianggap sebagai arbiter netral dalam masalah antara ilmu pengetahuan modern dan ilmu pengetahuan Aristoteles, mitos, sihir, agama, dll Selain itu, standar tersebut, yang melibatkan perbandingan isi kelas, tidak selalu berlaku. Kelas isi teori-teori tertentu yang tak tertandingi dalam arti bahwa tidak ada hubungan logis biasa (inklusi, eksklusi, tumpang tindih) bisa dikatakan untuk menahan antara mereka . Hal ini terjadi ketika kita membandingkan mitos dengan ilmu pengetahuan. Hal ini juga terjadi pada maju, paling umum dan karenanya paling mitologis sebagian besar ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi ilmu lebih dekat dengan mitos daripada filsafat ilmiah siap untuk mengakui. Ini adalah salah satu dari banyak bentuk pemikiran yang telah dikembangkan oleh manusia, dan belum tentu yang terbaik,. Hal ini mencolok, berisik dan kurang ajar, tetapi secara inheren unggul hanya bagi mereka yang telah dimenangkan oleh sebuah ideologi tertentu, atau yang telah menerimanya tanpa pernah diperiksa keuntungan dan batas-batasnya. Dan sebagai menerima dan menolak ideologi harus diserahkan kepada individu mengikuti bahwa pemisahan negara dan gereja harus dilengkapi dengan pemisahan negara dan ilmu pengetahuan, yang, paling agresif, dan paling dogmatis institusi agama yang paling kini. Seperti perpisahan mungkin satu-satunya kesempatan kita untuk mencapai kemanusiaan kita mampu, tetapi tidak pernah sepenuhnya menyadari. Gagasan bahwa sains dapat, dan harus, dijalankan menurut aturan tetap dan universal, adalah baik realistis dan merusak. Tidak realistis, karena waktu terlalu sederhana pemandangan bakat manusia dan keadaan yang mendorong, atau menyebabkan, perkembangan mereka. Dan itu adalah jahat, karena berusaha untuk menegakkan aturan terikat untuk meningkatkan kualifikasi profesional kita dengan mengorbankan kemanusiaan kita. Selain itu, idenya adalah merugikan ilmu pengetahuan, untuk itu mengabaikan kondisi fisik dan sejarah yang kompleks yang mempengaruhi perubahan ilmiah. Hal ini membuat ilmu kita kurang beradaptasi dan lebih dogmatis: setiap aturan metodologis dikaitkan dengan asumsi kosmologis, sehingga menggunakan aturan yang kita menerima begitu saja bahwa asumsi tersebut benar. falsificationism Naive mengambil begitu saja bahwa hukum alam yang nyata dan tidak tersembunyi di bawah gangguan besarnya cukup. Empirisme mengambil untuk-gembar-gembor bahwa pengalaman akal adalah cermin yang lebih baik dari dunia dari pikiran murni. Pujian argumen mengambil begitu saja bahwa artifices Nalar memberikan hasil yang lebih baik daripada bermain teratasi dalam emosi kita. asumsi tersebut dapat sangat masuk akal dan bahkan benar,. Masih terkadang harus menempatkan mereka untuk ujian. Menempatkan mereka untuk menguji berarti bahwa kita berhenti menggunakan metodologi yang terkait dengan mereka, mulai melakukan ilmu dengan cara yang berbeda dan melihat apa yang terjadi. Studi kasus seperti yang dilaporkan dalam bab-bab sebelumnya menunjukkan bahwa tes tersebut terjadi sepanjang waktu, dan bahwa mereka berbicara menentang validitas universal aturan apapun. Semua metodologi memiliki keterbatasan mereka dan aturan 'satu-satunya' yang bertahan adalah 'anything goes'. Perubahan perspektif yang dibawa oleh penemuan ini mengarah sekali lagi ke masalah terlupakan panjang keunggulan ilmu pengetahuan. Hal ini mengarah ke sana untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, untuk ilmu pengetahuan modern dikuasai lawan-lawannya, hal itu tidak meyakinkan mereka. Ilmu mengambil alih secara paksa, bukan dengan argumen (ini terutama berlaku dari bekas koloni dimana ilmu pengetahuan dan agama kasih persaudaraan yang diperkenalkan sebagai hal yang biasa, dan tanpa konsultasi, atau berdebat dengan, penduduk). Hari ini kita menyadari bahwa rasionalisme, terikat dengan ilmu, tidak dapat memberi kami bantuan dalam masalah antara ilmu pengetahuan dan mitos dan kita juga tahu, dari pertanyaan dari berbeda jenis sepenuhnya, bahwa mitos yang jauh lebih baik daripada rasionalis berani mengakui dipaksa. "Jadi kita sekarang untuk meningkatkan pertanyaan tentang keunggulan ilmu pengetahuan. Hasil kajian kemudian menyatakan bahwa sains dan mitos tumpang tindih dalam banyak hal, bahwa perbedaan kita pikir kita merasa sering fenomena lokal yang dapat berubah menjadi kesamaan tempat lain dan bahwa perbedaan mendasar adalah hasil dari tujuan yang berbeda daripada metode yang berbeda mencoba untuk mencapai satu dan sama 'rasional' akhir (seperti, misalnya, 'kemajuan', atau meningkatkan isi, atau 'pertumbuhan'). Untuk menunjukkan kesamaan yang mengejutkan dari mitos dan ilmu pengetahuan, saya secara singkat akan membahas makalah menarik oleh Robin Horton, berjudul 'Pemikiran Tradisional Afrika dan Ilmu Barat'. " Horton meneliti mitologi Afrika dan menemukan fitur berikut: pencarian teori adalah sebuah pencarian bagi kesatuan yang mendasari jelas. Kompleksitas teori Tempat-tempat hal-hal dalam konteks sebab-akibat yang lebih lebar dari konteks kausal yang disediakan oleh akal sehat: baik ilmu dan mitos akal sehat tutup dengan suprastruktur teoritis. Ada teori yang berbeda derajat abstraksi dan mereka digunakan sesuai dengan kebutuhan yang berbeda dari penjelasan yang muncul. Teori konstruksi terdiri dari putus obyek akal sehat dan dalam penyatuan unsur-unsur dengan cara yang berbeda. Model teoretis mulai dari analogi tetapi mereka secara bertahap pindah dari pola yang didasarkan analogi. Dan seterusnya. Fitur-fitur ini, yang muncul dari studi kasus tidak kurang hati-hati dan rinci dibandingkan dengan Lakatos, membantah asumsi bahwa sains dan mitos mematuhi prinsip-prinsip yang berbeda dari formasi (Cassirer), bahwa mitos hasil tanpa refleksi (Dardel), atau spekulasi (Frankfort, kadang-kadang) . Juga tidak bisa kita menerima ide, ditemukan di Malinowski tetapi juga di sarjana klasik seperti Harrison dan Cornford, bahwa mitos memiliki fungsi pragmatis dasarnya atau didasarkan pada ritual. Mitos lebih dekat dengan ilmu dari satu harapkan dari diskusi filosofis. Hal ini lebih dekat dengan ilmu daripada Horton dirinya siap untuk mengakui. Untuk melihat ini, pertimbangkan beberapa perbedaan Horton menekankan. Menurut Horton, ide-ide sentral dari mitos dianggap sebagai suci. Ada kekhawatiran tentang ancaman kepada mereka. Satu 'hampir tidak pernah menemukan pengakuan kebodohan dan peristiwa' yang serius menentang garis didirikan klasifikasi dalam budaya di mana mereka terjadi 'membangkitkan' reaksi tabu '.4 dasar keyakinan yang dilindungi oleh reaksi ini juga oleh perangkat dari' sekunder elaborasi "yang, dalam istilah kami, seri busur ad hoc hipotesis;. Ilmu, di lain pihak, ditandai dengan penting suatu sikap skeptis 'ketika kegagalan mulai datang tebal dan cepat, pertahanan teori switch tak terelakkan untuk menyerang di atasnya '. " Hal ini dimungkinkan karena 'keterbukaan' dari perusahaan ilmiah, karena ide pluralisme mengandung dan juga karena apapun yang menentang atau gagal untuk masuk ke sistem kategori yang dibentuk adalah bukan sesuatu yang mengerikan, yang harus terisolasi atau diusir. Sebaliknya , itu adalah 'menarik' fenomena - mulai dan titik-tantangan untuk penemuan baru dan klasifikasi baru. teori a Kita dapat melihat bahwa Horton telah membaca Popper dengan baik gambar. bidang Sebuah studi ilmu itu sendiri menunjukkan sangat berbeda satu. Seperti studi menunjukkan bahwa, sementara beberapa ilmuwan mungkin lanjutkan seperti yang dijelaskan, sebagian besar mengikuti jalan yang berbeda. Scepticism adalah minimal, itu ditujukan terhadap pandangan oposisi dan melawan konsekuensi kecil sendiri ide-ide dasar satu, tidak pernah melawan ide-ide dasar sendiri. Menyerang ide dasar membangkitkan reaksi tabu yang tidak lemah dibandingkan dengan reaksi tabu dalam apa yang disebut "masyarakat primitif." keyakinan dasar yang dilindungi oleh reaksi ini maupun oleh elaborasi sekunder, seperti telah kita lihat, dan apa pun gagal untuk masuk ke sistem kategori yang ditetapkan atau dikatakan tidak kompatibel dengan sistem ini baik dipandang sebagai sesuatu yang sangat mengerikan atau, lebih sering, itu hanya dinyatakan tidak ada penelitian. Nor adalah ilmu siap untuk membuat 'teoretis pluralisme dasar. Newton memerintah selama lebih dari 150 tahun, Einstein memperkenalkan secara singkat liberal lebih titik pandang hanya untuk digantikan oleh Interpretasi Kopenhagen. Kesamaan antara sains dan mitos memang menakjubkan. Tetapi bidang bahkan lebih erat terkait. The dogmatisme besar yang saya jelaskan bukan hanya fakta, itu juga memiliki fungsi yang paling penting.. Ilmu akan menjadi mustahil tanpa itu "primitif 'pemikir' menunjukkan wawasan yang lebih besar sifat pengetahuan dari mereka 'tercerahkan' saingan filosofis. Hal ini Oleh karena itu, perlu untuk memeriksa kembali sikap kita terhadap mitos, agama,, sihir sihir dan terhadap semua ide-ide yang rasionalis ingin melihat dihapus selamanya dari permukaan bumi (tanpa begitu banyak seperti memandang mereka - sebuah tabu khas reaksi). Ada alasan lain mengapa seperti pemeriksaan ulang sangat diperlukan. Bangkitnya sains modern bertepatan dengan penekanan suku non-Barat oleh penjajah Barat. Suku tidak hanya fisik ditekan, mereka juga kehilangan kemerdekaan intelektual mereka dan dipaksa untuk mengadopsi agama haus darah kasih persaudaraan - Kristen. Para anggota yang paling cerdas mendapatkan bonus tambahan: mereka diperkenalkan ke dalam misteri Rasionalisme Barat dan puncaknya - Science Barat. ini mengarah ke hampir ketegangan dengan tradisi tak tertahankan (Haiti). Kadang-kadang Dalam kebanyakan kasus tradisi menghilang tanpa jejak argumen, satu sim lapis menjadi budak baik dalam tubuh dan dalam pikiran -. ini Hari pembangunan bertahap terbalik dengan keengganan besar , untuk memastikan, tapi dibalik. Kebebasan adalah kembali, tradisi lama yang ditemukan kembali, baik di kalangan minoritas di negara-negara Barat dan di antara populasi besar di benua non-Barat ilmu pengetahuan. Tapi tetap memerintah tertinggi. Hal memerintah tertinggi karena praktisi tidak dapat mengerti, dan tidak mau mengampuni, ideologi yang berbeda , karena mereka memiliki kekuatan untuk menegakkan keinginan mereka, dan karena mereka menggunakan kekuasaan ini sama seperti nenek moyang mereka menggunakan kekuasaan mereka untuk memaksa Kristen pada masyarakat yang mereka temui selama penaklukan mereka,. Jadi sementara Amerika sekarang dapat memilih agama yang disukainya, ia masih tidak diizinkan untuk menuntut anak-anaknya belajar sihir daripada sains di sekolah. Ada pemisahan antara negara dan gereja, tidak ada pemisahan antara negara dan ilmu pengetahuan. Namun ilmu pengetahuan tidak memiliki kewenangan yang lebih besar daripada bentuk lain dari kehidupan. Tujuannya adalah tentu tidak lebih penting daripada tujuan yang membimbing kehidupan dalam komunitas keagamaan atau dalam sebuah suku yang disatukan oleh mitos. Bagaimanapun, mereka tidak memiliki usaha membatasi kehidupan, pemikiran, pendidikan anggota masyarakat bebas dimana setiap orang harus memiliki kesempatan untuk membuat keputusan sendiri dan hidup sesuai dengan kepercayaan sosial dia menemukan yang paling dapat diterima. Pemisahan antara negara dan gereja karena itu harus dilengkapi dengan pemisahan antara negara dan ilmu pengetahuan. Kita tidak perlu takut bahwa pemisahan tersebut akan menyebabkan kerusakan teknologi. Akan selalu ada orang yang lebih suka ilmuwan yang menjadi tuan dari nasib mereka dan yang dengan senang hati tunduk kepada jenis paling kejam dari (intelektual dan institusional) perbudakan asalkan mereka dibayar dengan baik dan diberikan juga ada beberapa orang sekitar yang memeriksa pekerjaan mereka dan bernyanyi mereka pujian. Yunani dikembangkan dan berkembang karena bisa mengandalkan layanan dari budak tidak bersedia. Kita harus mengembangkan dan kemajuan dengan bantuan dari banyak budak bersedia di universitas-universitas dan laboratorium yang menyediakan kami dengan pil,, listrik gas, bom atom, makan malam beku dan, kadang-kadang, dengan dongeng-dongeng menarik sedikit. Kita akan memperlakukan budak dengan baik, kami bahkan akan mendengarkan mereka, karena mereka kadang-kadang beberapa cerita yang menarik untuk mengatakan, tetapi kami tidak akan mengizinkan mereka untuk memaksakan ideologi mereka pada anak-anak kita di kedok 'progresif' teori-teori pendidikan. Kami tidak akan mengizinkan mereka untuk mengajarkan naksir ilmu pengetahuan seolah-olah mereka hanya laporan faktual yang ada. Pemisahan ilmu pengetahuan dan negara mungkin satu-satunya kesempatan kita untuk mengatasi barbarisme sibuk ilmiah-teknis usia kita dan untuk mencapai kemanusiaan kita mampu, tetapi tidak pernah sepenuhnya menyadari. Mari kita, oleh karena itu, dalam kesimpulan review argumen yang bisa dikemukakan untuk prosedur seperti itu. Citra-abad ilmu 20 di benak para ilmuwan dan orang awam ditentukan oleh keajaiban teknologi seperti televisi berwarna, tembakan bulan, oven infra merah, serta oleh tapi masih agak kabur rumor cukup berpengaruh, atau peri- kisah, tentang cara di mana mukjizat tersebut diproduksi. Menurut dongeng keberhasilan ilmu pengetahuan adalah hasil dari sebuah, tapi hati-hati kombinasi seimbang halus cipta dan kontrol. Para ilmuwan telah ide ide. Dan mereka punya metode khusus untuk meningkatkan. Teori-teori ilmu yang telah lulus uji metode. Mereka memberikan penjelasan yang lebih baik dari dunia daripada ide-ide yang tidak lulus ujian. Peri-kisah menjelaskan mengapa masyarakat modern memperlakukan ilmu pengetahuan dengan cara yang khusus dan mengapa hal itu hak hibah tidak dinikmati oleh lembaga lain. Idealnya, negara modern adalah ideologi netral. Agama, mitos, prasangka memiliki pengaruh, tetapi hanya secara tidak langsung, melalui media partai politik berpengaruh. Prinsip-prinsip ideologi dapat memasukkan struktur pemerintahan, tetapi hanya melalui suara mayoritas, dan setelah diskusi panjang tentang kemungkinan konsekuensi. Di sekolah kami agama-agama utama diajarkan sebagai fenomena historis. Mereka diajarkan sebagai bagian dari kebenaran hanya jika orang tua bersikeras pada modus langsung lebih instruksi. Terserah kepada mereka untuk memutuskan tentang pendidikan agama anak-anak mereka. Dukungan finansial dari ideologi tidak melebihi bantuan keuangan yang diberikan kepada pihak dan kelompok swasta. Negara dan ideologi, negara dan gereja, negara dan mitos, secara hati-hati dipisahkan. Negara dan ilmu pengetahuan, Namun, bekerja sama ke-eter. Immense jumlah dihabiskan pada peningkatan gagasan ilmiah. Bastard mata pelajaran seperti filsafat ilmu yang belum penemuan tunggal untuk keuntungan kredit mereka dari ledakan ilmu. Bahkan hubungan manusia yang dibahas secara ilmiah, seperti yang ditunjukkan oleh program pendidikan, proposal untuk reformasi penjara, pelatihan militer, dan sebagainya. Hampir semua mata pelajaran ilmiah adalah mata pelajaran wajib di sekolah kami. Sementara orang tua dari tahun enam anak dapat memutuskan untuk memiliki dia diperintahkan dalam dasar-dasar Protestantisme, atau dalam dasar-dasar iman Yahudi, atau untuk menghilangkan pelajaran agama sama sekali, mereka tidak memiliki kebebasan yang sama dalam hal ilmu-ilmu. Fisika, astronomi, sejarah harus dipelajari. Mereka tidak bisa digantikan oleh sihir, astrologi, atau oleh suatu studi legenda. Juga merupakan salah satu konten dengan presentasi sejarah hanya dari fisik (astronomi, sejarah, dll) fakta dan prinsip-prinsip:. Orang tidak mengatakan beberapa orang percaya bahwa bumi bergerak mengitari matahari sementara yang lain menganggap bumi sebagai sebuah bola berongga yang berisi matahari, planet-planet, bintang-bintang tetap. Salah satu mengatakan: bumi bergerak mengitari matahari - segala sesuatu yang lain adalah kebodohan belaka. Akhirnya, cara di mana kita menerima atau menolak ide-ide ilmiah secara radikal berbeda dari prosedur pengambilan keputusan yang demokratis. Kami menerima hukum ilmiah dan fakta-fakta ilmiah, kita mengajar mereka di sekolah kami, kami membuat mereka dasar keputusan politik yang penting, tetapi tanpa pernah dikenakan mereka untuk suara -. Ilmuwan tidak tunduk mereka untuk memilih atau setidaknya ini adalah apa yang mereka mengatakan - dan orang awam tentu saja tidak tunduk mereka untuk suara disarankan Beton. proposal kadang-kadang dibahas, dan memilih adalah. Tetapi prosedur ini tidak diperpanjang untuk teori-teori umum dan fakta-fakta ilmiah. Masyarakat modern adalah 'Copernican' bukan karena Copernicanism telah di pemungutan suara, dikenakan debat demokratis dan kemudian memberikan suara dengan mayoritas sederhana, itu adalah 'Copernican' karena para ilmuwan Copernicans dan karena satu menerima kosmologi mereka sebagai tidak kritis sebagai salah satu sekali menerima kosmologi uskup dan kardinal. berani dan revolusioner pemikir Bahkan tunduk pada penilaian ilmu pengetahuan -. Kropotkin ingin memecah semua lembaga yang sudah ada tapi dia tidak menyentuh sains. Ibsen berjalan sangat jauh di unmasking kondisi kemanusiaan kontemporer - tetapi ia tetap mempertahankan ilmu sebagai ukuran kebenaran. Evans-Pritchard, Levi-Strauss dan lain-lain telah mengakui bahwa 'Pemikiran Barat', jauh dari menjadi puncak kesepian pembangunan manusia, terganggu oleh masalah tidak ditemukan dalam ideologi lain - tapi mereka tidak termasuk ilmu dari relativisation mereka dari segala bentuk-bentuk pikiran. Bahkan bagi mereka sains adalah suatu struktur netral mengandung pengetahuan positif yang independen dari budaya, ideologi, prasangka. Alasan untuk ini perlakuan khusus ilmu, tentu saja, peri kecil kami-kisah: jika ilmu pengetahuan telah menemukan metode yang mengubah ide menjadi ideologi terkontaminasi dan berguna teori benar, maka memang tidak ideologi belaka, tapi ukuran yang obyektif dari semua ideologi. Hal ini kemudian tidak dikenakan permintaan pemisahan antara negara dan ideologi. Namun dongeng adalah palsu, seperti yang kita lihat. Tidak ada metode khusus yang menjamin keberhasilan atau membuat kemungkinan. Ilmuwan tidak memecahkan masalah karena mereka memiliki tongkat sihir - metodologi, atau teori rasionalitas - tetapi karena mereka telah mempelajari masalah untuk waktu yang lama, karena mereka mengetahui situasi ini cukup baik, karena mereka tidak terlalu bodoh (walaupun yang agak ragu saat ini ketika hampir semua orang bisa menjadi seorang ilmuwan), dan karena ekses dari satu sekolah ilmiah hampir selalu diimbangi dengan ekses dari beberapa sekolah lainnya. (Selain itu, para ilmuwan jarang memecahkan masalah mereka, mereka membuat banyak kesalahan, dan banyak dari solusi mereka cukup berguna.) Pada dasarnya ada. Hampir tidak ada perbedaan antara proses yang mengarah pada pengumuman undang-undang ilmiah baru dan bagian sebelumnya proses hukum baru dalam masyarakat: satu menginformasikan baik semua warga negara atau mereka segera yang bersangkutan, satu mengumpulkan 'fakta' dan prasangka, salah membahas materi, dan satu suara akhirnya. Tetapi sementara demokrasi membuat beberapa usaha untuk menjelaskan proses tersebut sehingga semua orang bisa memahaminya, ilmuwan baik menyembunyikannya, atau menekuk, untuk membuatnya sesuai dengan kepentingan sektarian mereka. Tidak ada ilmuwan akan mengakui suara, yang berperan dalam subjek -. Fakta, logika, dan metodologi saja memutuskan hal ini adalah apa yang dongeng memberitahu kami. Tapi bagaimana fakta memutuskan? Apa fungsi mereka dalam kemajuan ilmu pengetahuan? Kita tidak dapat memperoleh teori-teori kita dari mereka. Kita tidak bisa memberikan kriteria negatif dengan mengatakan, misalnya, bahwa teori baik teori yang dapat disangkal, tetapi yang belum bertentangan dengan kenyataan apapun. Suatu prinsip pemalsuan yang menghilangkan teori karena mereka tidak cocok dengan fakta-fakta harus menghapus seluruh ilmu pengetahuan (atau akan harus mengakui bahwa sebagian besar ilmu yang tak terbantahkan). Tanda-tanda bahwa teori yang baik menjelaskan lebih dari para pesaingnya sangat tidak realistis baik. Benar: teori-teori baru sering memprediksi hal-hal baru - tetapi hampir selalu dengan mengorbankan hal yang sudah dikenal. Beralih ke logika kita menyadari bahwa bahkan tuntutan sederhana tidak puas dalam praktek ilmiah, dan tidak bisa puas, karena kompleksitas material adalah. Ide-ide yang ilmuwan gunakan untuk menyajikan dikenal dan untuk maju ke yang tidak diketahui jarang di perjanjian dengan perintah-perintah yang ketat logika atau matematika murni dan berusaha untuk membuat mereka menyesuaikan akan merampok ilmu dari elastisitas tanpa dimana kemajuan tidak dapat dicapai. Kita melihat: fakta saja tidak cukup kuat untuk membuat kita menerima, atau menolak, teori-teori ilmiah, rentang mereka meninggalkan untuk berpikir terlalu lebar; logika dan metodologi menghilangkan terlalu banyak, mereka terlalu sempit pernah. Di antara dua ekstrim terletak -mengubah domain dari ide manusia dan keinginan. Dan analisis yang lebih rinci bergerak berhasil dalam permainan ilmu ('berhasil' dari sudut pandang ilmuwan sendiri) memang menunjukkan bahwa ada berbagai kebebasan yang menuntut multiplisitas ide dan memungkinkan penerapan prosedur demokratis (suara-diskusi-suara) tetapi yang sebenarnya ditutup oleh politik kekuasaan dan propaganda.. Ini adalah tempat dongeng khusus metode yang menentukan fungsi ini mengasumsikan menyembunyikan kebebasan keputusan yang ilmuwan kreatif dan masyarakat umum bahkan di dalam yang paling kaku dan maju sebagian besar ilmu pengetahuan oleh pembacaan 'objektif' kriteria dan dengan demikian melindungi tembakan besar-(pemenang Hadiah Nobel, kepala laboratorium, dari organisasi seperti AMA, sekolah khusus; 'pendidik'; dll) dari massa (awam, ahli di bidang non-ilmiah, para ahli di bidang ilmu pengetahuan lainnya): hanya mereka menghitung warga yang menjadi sasaran tekanan lembaga ilmiah (mereka telah mengalami proses panjang pendidikan), yang menyerah tekanan ini (mereka telah lulus ujian mereka), dan yang sekarang tegas yakin akan kebenaran kisah-peri. This is how scientists have deceived themselves and everyone else about their business, but without any real disadvantage: they have more money, more authority, more sex appeal than they deserve, and the most stupid procedures and the most laughable results in their domain are surrounded with an aura of excellence. It is time to cut them down in size, and to give them a more modest position in society. This advice, which only few of our well-conditioned contemporaries are prepared to accept, seems to clash with certain simple and widely-known facts. Is it not a fact that a learned physician is better equipped to diagnose and to cure an illness than a layman or the medicine-man of a primitive society? Is it not a fact that epidemics and dangerous individual diseases have disappeared only with the beginning of modern medicine? Must we not admit that technology has made tremendous advances since the rise of modern science? And are not the moon-shots a most impressive and undeniable proof of its excellence? These are some of the questions which are thrown at the impudent wretch who dares to criticise the special position of the sciences. Pertanyaan mencapai tujuan polemik mereka hanya jika kita menganggap bahwa hasil ilmu pengetahuan yang tak seorangpun akan menyangkal telah muncul tanpa ada bantuan dari unsur-unsur non-ilmiah, dan bahwa mereka tidak dapat diperbaiki oleh campuran dari unsur-unsur tersebut baik. Ilmiah 'prosedur' seperti pengetahuan herbal dan laki-laki penyihir licik, astronomi dari mistikus, perlakuan terhadap sakit di masyarakat primitif sama sekali tidak berdasar saja. Sains memberikan kita astronomi berguna, obat yang efektif, teknologi yang dapat dipercaya. Kita juga harus 'berasumsi bahwa sains berutang keberhasilannya dengan metode yang benar dan bukan hanya untuk kecelakaan beruntung. Itu bukan menebak kosmologi beruntung yang mengarah pada kemajuan, tetapi kosmologis netral dan penanganan yang tepat pada data. Ini adalah asumsi yang harus dilakukan untuk memberikan pertanyaan angkatan polemik yang seharusnya mereka miliki. Tak satu pun dari mereka berdiri untuk pemeriksaan lebih dekat. astronomi modern dimulai dengan upaya Copernicus untuk mengadaptasi ide-ide lama Philolaos dengan kebutuhan prediksi astronomi itu. Philolaos bukan ilmuwan yang tepat, dia adalah berkepala Pythagoras kekacauan, sebagaimana telah kita lihat, dan konsekuensi dari doktrin nya dipanggil 'sangat menggelikan' oleh seorang astronom profesional seperti Ptolemy. Bahkan Galileo, yang memiliki versi Copernican banyak peningkatan dari Philolaos sebelum dia, mengatakan: "Tidak ada batas dengan heran saya ketika saya merefleksikan bahwa Aristarkhus dan Copernicus mampu membuat alasan untuk menaklukkan rasa itu, yang menyimpang dari yang terakhir, yang pertama nyonya menjadi kepercayaan mereka "(Dialog, 328). 'Sense' di sini merujuk pada pengalaman yang Aristoteles dan lain-lain telah digunakan untuk menunjukkan bahwa bumi harus beristirahat. The 'alasan' yang Copernicus menentang dengan argumen mereka adalah alasan yang sangat mistis dari Philolaos dikombinasikan dengan iman mistis sama ('mistik' dari sudut pandang's rasionalis hari ini) dalam karakter dasar gerakan melingkar. Saya telah menunjukkan bahwa astronomi modern dan dinamika modern tidak bisa maju tanpa ini menggunakan ilmiah ide-ide kuno. Sedangkan astronomi keuntungan dari Pythagoreanism dan dari cinta Platonis untuk kalangan, obat-obatan keuntungan dari jamu, dari psikologi, metafisika, fisiologi penyihir, bidan, pria licik, mengembara druggists. Hal ini juga diketahui bahwa-dan abad ke-17 obat 16 sedangkan secara teoritis hipertrofik cukup berdaya dalam menghadapi penyakit (dan tetap seperti itu untuk waktu yang lama setelah 'revolusi ilmiah'). Inovator seperti Paracelsus jatuh kembali pada ide-ide sebelumnya dan obat-obatan ditingkatkan. Di mana-mana ilmu diperkaya dengan metode ilmiah dan hasil ilmiah, sementara prosedur yang sering dianggap sebagai bagian penting dari ilmu pengetahuan diam-diam ditunda atau dielakkan. Proses ini tidak terbatas pada sejarah awal ilmu pengetahuan modern. Hal ini tidak hanya konsekuensi dari keadaan primitif ilmu-ilmu dari abad 16 dan 17. Bahkan ilmu pengetahuan saat ini dapat dan memang keuntungan dari campuran bahan-bahan ilmiah. Sebuah contoh yang telah dibahas di atas, dalam Bab 4, adalah kebangkitan obat tradisional di Komunis Cina. Ketika Komunis pada tahun lima puluhan rumah sakit paksa dan sekolah medis untuk mengajarkan ide-ide dan metode yang terkandung dalam Kaisar Kuning's Textbook of Internal Medicine dan untuk menggunakannya dalam pengobatan pasien, ahli Barat banyak (di antara mereka Eccles, salah satu 'Popperian Ksatria ') itu terperanjat dan meramalkan kejatuhan pengobatan Cina. Apa yang terjadi adalah sebaliknya. Akupunktur, moxibustion, diagnosis pulsa telah menyebabkan wawasan baru, metode baru pengobatan, masalah baru baik untuk Barat dan untuk dokter Cina. Dan orang-orang yang tidak ingin melihat campur tangan negara dalam hal-hal ilmiah harus mengingat chauvinisme yang cukup besar ilmu: untuk kebanyakan ilmuwan sains 'slogan' kebebasan berarti kebebasan untuk mengindoktrinasi tidak hanya mereka yang telah bergabung dengan mereka, namun seluruh masyarakat juga. Tentu saja - tidak setiap campuran dan non-ilmiah unsur-unsur ilmiah berhasil (contoh: Lysenko) baik. Tetapi ilmu pengetahuan tidak selalu berhasil. Jika campuran harus dihindari karena mereka kadang-kadang macet, murni ilmu pengetahuan maka (jika ada seperti itu) harus dihindari juga. (Ini bukan campur tangan dari negara yang keberatan dalam kasus Lysenko, tetapi gangguan totaliter yang membunuh lawan, bukan membiarkan dia pergi dengan caranya sendiri.) Combining this observation with the insight that science has no special method, we arrive at the result that the separation of science and non-science is not only artificial but also detrimental to the advancement of knowledge. If we want to understand nature, if we want to master our physical surroundings, then we must use all ideas, all methods, and not 'just a small selection of them. The assertion, however, that there is no knowledge outside science - extra scientiam nulla salus - is nothing but another and most convenient fairy-tale. Primitive tribes have more detailed classifications of animals and plants than contemporary scientific zoology and botany, they know remedies whose effectiveness astounds physicians (while the pharmaceutical industry already smells here a new source of income), they have means of influencing their fellow men which science for a long time regarded as non-existent (Voodoo), they solve difficult problems in ways which are still not quite understood (building of the pyramids; Polynesian travels), there existed a highly developed and internationally known astronomy in the old Stone Age, this astronomy was factually adequate as well as emotionally satisfying, it solved both physical and social problems (one cannot say the same about modern astronomy) and it was tested in very simple and ingenious ways (stone observatories in England and in the South Pacific; astronomical schools in Polynesia - for a more detailed treatment and references concerning all these assertions cf my Einführung in die Naturphilosophie ). There was the domestication of animals, the invention of rotating agriculture, new types of plants were bred and kept pure by careful avoidance of cross fertilisation, we have chemical inventions, we have a most amazing art that can compare with the best achievements of the present. True, there were no collective excursions to the moon, but single individuals, disregarding great dangers to their soul and their sanity, rose from sphere to sphere to sphere until they finally faced God himself in all His splendour while others changed into animals and back into humans again. At all times man approached his surroundings w' h wide open senses and a fertile intelligence, at all times he made incredible discoveries, at all times we can learn from his ideas. Modern science, on the other hand, is not at all as difficult and as perfect as scientific propaganda wants us to believe. A subject such as medicine, or physics, or biology appears difficult only because it is taught badly, because the standard instructions are full of redundant material, and because they start too late in life. During the war, when the American Army needed physicians within a very short time, it was suddenly possible to reduce medical instruction to half a year (the corresponding instruction manuals have disappeared long ago, however. Science may be simplified during the war. In peacetime the prestige of science demands greater complication.) And how often does it not happen that the proud and conceited judgement of an expert is put in its proper place by a layman! Numerous inventors built 'impossible' machines. Lawyers show again and again that an expert does not know what he is talking about. Scientists, especially physicians, frequently come to different results so that it is up to the relatives of the sick person (or the inhabitants of a certain area) to decide by vote about the procedure to be adopted. How often is science improved, and turned into new directions by non-scientific influences! it is up to us, it is up to the citizens of a free society to either accept the chauvinism of science without contradiction or to overcome it by the counterforce of public action. Public action was used against science by the Communists in China in the fifties, and it was again used,, under very different circumstances, by some opponents of evolution in California in the seventies. Let us follow their example and let us free society from the strangling hold of an ideologically petrified science just as our ancestors freed us from the strangling hold of the One True Religion! Jalan menuju tujuan ini jelas. A science that insists on possessing the only correct method and the only acceptable results is ideology and must be separated from the state, and especially from the process of education. One may teach it, but only to those who have decided to make this particular superstition their own. On the other hand, a science that has dropped such totalitarian pretensions is no longer independent and self-contained, and it can be taught in many different combinations (myth and modern cosmology might be one such combination). Of course, every business has the right to demand that its practitioners be prepared in a special way, and it may even demand acceptance of a certain ideology (I for one am against the thinning out of subjects so that they become more and more similar to each other; whoever does not like present-day Catholicism should leave it and become a Protestant, or an Atheist, instead of ruining it by such inane changes as mass in the vernacular). That is true of physics, just as it is true of religion, or of prostitution. But such special ideologies, such special skills have no room in the process of general education that prepares a citizen for his role in society. A mature citizen is not a man who has been instructed in a special ideology, such as Puritanism, or critical rationalism, and who now carries this ideology with him like a mental tumour, a mature citizen is a person who has learned how to make up his mind and who has then decided in favour of what he thinks suits him best. He is a person who has a certain mental toughness (he does not fall for the first ideological street singer he happens to meet) and who is therefore able consciously to choose the business that seems to be most attractive to him rather than being swallowed by it. To prepare himself for his choice he will study the major ideologies as historical phenomena, he will study science as a historical phenomenon and not as the one and only sensible way of approaching a problem. He will study it together with other fairy-tales such as the myths of 'primitive' societies so that he has the information needed for arriving at a free decision. An essential part of a general education of this kind is acquaintance with the most outstanding propagandists in all fields, so that the pupil can build up his resistance against all propaganda, including the propaganda called 'argument'. It is only after such a hardening procedure that he will be called upon to make up his mind on the issue rationalism-irrationalism, science-myth, science-religion, and so on. His decision in favour of science - assuming he chooses science - will then be much more 'rational' than any decision in favour of science is today. At any rate - science and the schools will be just as carefully separated as relig' ion and the schools are separated today. Scientists will of course participate in governmental decisions, for everyone participates in such decisions. But they will not be given overriding authority. It is the vote of everyone concerned that decides fundamental issues such as the teaching methods used, or the truth of basic beliefs such as the theory of evolution, or the quantum theory, and not the authority of big-shots hiding behind a non-existing methodology. There is no need to fear that such a way of arranging society will lead to undesirable results. Science itself uses the method of ballot, discussion, vote, thou-h without a clear grasp of its mechanism, and in a heavily biased way. But the rationality of our beliefs will certainly be considerably increased. Bacaan lebih lanjut: Galileo | Newton | Heisenberg | Popper | Quine | Kuhn | Lenin on Science Filsafat Archive@marxists.org

»»  read more

Kamis, 09 Desember 2010

Kamu Segalanya Bagiku

Kamu Segalanya Bagiku

Saya tidak bisa mendiskripsikan kamu
Kamu segalanya bagiku
Dalam mimpiku selalu hadir kamu
Kamu segalanya bagiku

Dalam khayalku selalu tentang kamu
Kamu segalanya bagiku
Dalam bayangku selalu jelas wajahmu
Kamu segalanya bagiku

Pernah aku mencoba melukiskan kamu
melalui kata-kataku
Aku tak mampu
Aku kaku
Aku keliru

Kau hanya dalam khayalku
Dalam mimpiku
Aku mencintaimu
Hanya itu yang kutahu
Hanya itu kumampu

Kusenyapkan kata-kataku
Kulenyapkan sintaksisku
Aku merenungkan kamu

Mentra 58, 09122010
»»  read more

Katakan Begini

»»  read more

Aku

»»  read more

Rabu, 08 Desember 2010

Aku, Dewa Matahari dan Mimpi Seekor Bayi Elang

Aku tidak mudah jatuh cinta
Tapi saat getar-getar cinta itu mulai terasa
Aku seperti jejaka yang setiap harinya bangun jam lima senja, di mata dara-dara

Hina-dina
Dibenci
Diasingkan
Tak dihargai
Terbuang
Merana seperti bayi elang yang ditinggal mati induknya di sarang yang teletak tinggi di bukit terjal jauh di angkasa

Menunggu sesuatu yang tidak akan kembali
Mengarapkan hidup berlanjut dan terbang tinggi menyongsong langit yang tinggi
Menembus awan dan menjadikan bukit tertinggi hanya sebagai persinggahan

Tapi dia tidak menyadari setan maut akan segera bertepi kepuncak bukit terjal itu dan segera membawa bayi elang malang itu pergi

Duh, bayi elang yang malang

Maka cintaku adalah harapan yang membumbung tinggi
Cintaku adalah seluruh jiwaku
Terletak diantara daging dan darah jauh di dalam sumsum tulang
Cintaku punya imajinasi yang tinggi

Setiap senja tiba cintaku duduk munum kopi di atas permadani awan tebal sembari menyaksikan indahya matahari senja

Matahari senja adalah gagah perkasa
Tapi dia tidak bisa berlama-lama
Sinar perkasa itu harus tundunk pada kekuatan raksasa sang waktu

Aku merenungkan pengorbanan sang matahari
Gagah perkasa namun tunduk pada sang waktu cinta

Aku membayangkan pengorbanan matahari demi cintanya pada sang waktu
Harus mengurungkan sinarnya
Meredamkan cahaya
Berkorban demi bersemainya cinta-cinta yang lain di bawah awan

Pengorbanan matahari harus direnungkan semua pemain cinta pada malam hari

Aku memandangi sepasang srigala di hutan belantara yang mengurungkan taring dan cakarnya demi bermain cinta

Di sebuah lorong di satu sudut kota: sepi, angin mendesir
Kutemukan seorang pria yang siangnya menjadi tukang tambal ban sepeda dan seorang perempuan yang kala matahari tersenyum berperan sebagai guru mengaji
Mereka berdua sedang larut dalam cinta
Cinta yang sepi dan tersembunyi namun akan melahirkan seorang ksatria Hanoman

Duhai segala jiwa yang bercinta setiap malam-malamnya,
menyembahlah kamu sekalian pada matahari setiap tibanya di pagi
hari

Kalau bukan karena pengorbanan cinta sang matahari,
kalau bukan karena sang raja cahaya mengurungkan sinarnya,
aku menduga kalian takkan mengenal yang namanya cinta

Berterimakasihlah kalian semua pada sang surya
Dialah pecinta sejati

Pecinta sejati adalah yang mengorbankan cinta dan rela menghancurleburkan jiwanya demi bersemainya cinta-cinta di muka bumi

Aku yang tinggi
Aku yang sepi
Telah melihat bagaimana pengkhianatan kalian yang banyak pada cinta-cinta kalian

Kalian menyakiti hati sang dewa matahari
Dia bahkan telah mengutus bulan agar kalian tetap dapat menari

Disini dengan gerak yang syahdu sekali,
aku berdiri dan merunduk sedikit pada sang matahari
Sebelah tanganku di dada dan satunya lagi terlentang kesamping Sebagai hormatku pada sang pecinta sejati

Aku dan matahari punya sejarah yang tidak jauh beda

Mentra 58, 2 Des. 2010
»»  read more

Rabu, 01 Desember 2010

PROF.DR. SYEIKH TGK. DATOK BUYA KH. SIR TEUKU BANTA AHMAD AL-CHALIDI AL-MURSYID, LC. M.PHIL. PH.D

 PROF.DR. SYEIKH TGK. DATOK BUYA KH. SIR  TEUKU BANTA AHMAD AL-CHALIDI AL-MURSYID, LC. M.PHIL. PH.D

            Maukah anda saya ceritakan kisah hidup Teuku Banta Ahmad? Beliau lahir di sebuah desa terpencil, Meudang Ara, di sebuah kecamatan terpencil Meurah Mulia, di kabupaten termiskin Aceh Utara. Ayahnya telah meninggal dunia sejak dia berumur 6 tahun. Karena melihat Banta dari keturunan terpandang dan tinggi budi pekertinya, seorang
 dermawan menginfakkan sebagian amana Allah padanya untuk menyekolahkan Banta. Banta mengelesaikan Madrasah Ibtidaiyah di MIN Meurah Mulia. Setelah tamat MIN, Banta disekolahkan di Pondok Modern Gontor, Ponorogo.
            Enam bulan belajar di Gontor, ibunda tercinta Banta menghadap Sang Khaliq. Kesedihan tak terpatri membuat Banta lebih serius dalam beribadah. Yang lebih membuatnya berduka adalah karena dia tidak sempat melihat wajah ibunda tercinta untuk terakhirkalinya. Selain karena tidak bisa meninggalkan ujuan semester pertama, dana yang tidak mendukung juga menjadi penyebab ketidakpulangan Banta.
            Banta meminta supaya jenazah ibunya segera dimakamkan. "Tidak ada yang lebih diinginkan jenazah selain penguburan". Pesannya.
            Tamat belajar dari Gontor, Banta telah menghafal 30 juz Al-Qur'an. Kemampuan ini turut membantunya memperoleh beasiswa ke Universitas Al-Azhar, Mesir.
            Banta hanya membutuhkan waktu empat tahun menyelesaikan studinya di bidang Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin. Genap umurnya 20 tahun Banta mendapat kesempatan untuk kuliah di Sorbonne University, Prancis. Hanya butuh 18 bulan, Banta telah menyelesaikan studinya di Fakultas Filsafat.
            Harvard University, Amerika Serikat sangat  berkeras hati meminta Banta untuk mengambil program Ph.D di jurusan yang sama. Genap berusia 24 tahun Banta resmi menyandang nama : Teuku Banta Ahmad, Lc, M. Phil, Ph.D. Mengabdi di Harvard selama enam tahun, Banta dianugerahi gelar Guru Besar bidang Filsafat. Selama mengajar di Harvard, dia juga mengajar di Sorbonne dan Al-Azhar. Dua tahun setelah menjadi profesor di Harvard, Banta diangkat sebagai Guru Besar oleh Sorbonne dan Al-Azhar.
            Dia dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa bidang Sastra oleh Universitas Sorbonne dan gelar yang sama oleh Al-Azhar untuk bidang Tasawuf.
            Prof. Dr. Teuku Banta Ahmad, LC. M.Phil. Ph.D. menjadi terkenal ke seluruh dunia setelah memberi tiga kuliah di tiga universitas tempatnya mengajar. Di Harvard berkuliah tentang filsafat "Al-Kindi", di Sorbonne berbicara tentang tasawuf "Al-Ghazali" dan di Al-Azhar mengenai sastra "Muhamamad Iqbal". Saat itu usia Banta 35 tahun.
            Karena ketiga ceramahnya yang mengguncang dunia Intelektual, kerajaan Inggris langsung menganugerahi Banta gelar "Sir", Sebuah gelar bangsawan yang bergengsi.
            Oleh para ulama di Aceh dia diundang kembali ke tanah kelahirannya untuk  diberikan dua gelar "Al-Mursyid" dan "Al-Chalidi" setelah memberikan dua ceramah. Di Masjid Raya Baiturrahman memberi ceramah berjudul "Hamzah Fansury" dan di Masjid Raya Pase ceramah yang diberikan tentang seorang tokoh ulama Aceh yang mashur, "Syeikh Muda Waly Al-Chalidy".
            Di Pondok Modern Gontor, tempat Banta pernah menimbah ilmu, memberikan ceramah tentang gtokoh penyebar Islam di Tanah Jawa berasal dari Samudra Pase, "Syarif Hidayatullah".  Di tempat yang sama dia resmi diberikan gelar "Kyai".
            Kembali ke pulau Sumatra, Banta diminta memberi kuliah di Universitas Andalas, Padang. "Hamka" adalah materi yang diberikan. Masyarakat Minang menganugerahkan dia gelar "Buya".
            Ceramah di Kuala Lumpur berjudul "Syed Muhammad Naquib Al-Attas" membuat warga dan kerajaan Malaysia bangga sehingga tanpa ragu mereka menganugerahkannaya gelar "Datok".
            Di Makkah dengan fasih Banta memberikan kuliah "Muhammad Bin Abdul Wahhab". Beberapa hari berselang dia ke Madinah "Nabi Besar Muhammad Salallahu'alaihi Wasallam. Ceramah yang diberikan di Masjid Nabawi ini membuat semua hadirin menangis. Bahkan Banta sendiri menangis sampai terisak-isak.
            Setelah berceramah di Masjid Nabawi, Banta menetap di Makkah dan menghabiskan waktu-waktunya di dalam Masjidil Haram. Puluhan kali dalam sehari dia memasukkan kepalanya ke dalam batu Hajar Aswad untuk berdoa pada Allah SWT.
            Selama lima tahun menetap di Makkah Banta berkeliling dunia menyampaikan pidatonya. Ke UIN Jakarta memberi kuliah tentang Aceh berjudul "Teuku Banta Ahmad". Di Sydney, Australia memberi ceramah tentang suku Aborigin berjudul "Elizabeth". Selepas itu dia bertolak ke Manhattan memberikan ceramah berjudul "Winneteu", ceramah tentang suku Indian.  
            Di kota Tel Aviv, Israel, Banta menyampaikan ceramah tentang bangsa Israel dengan judul "Musa". Di Muenchen, Jerman dia memberi kiliah tentang pengaruh pemikiran Immanuel Kant, filsuf besar dari Konigsburg, dalam rekonstruksi sosial abad ke-21 dengan judul "Immanuel Kant". Di Paris, Prancis "Rene Descartes" merupakan judul dari kuliah tentang dasar-dasar pemikiran para filosof berpengaruh era modern.
            Kunjungan ke Beijing,Cina merupakan kunjungannya terakhir selama menetap di Makkah, Arab Saudi. Di sana Banta memberikan ceramah tentang kearifan timur yang berjudul "Konfusius".
            Semua ceramah, kuliah dan pidato Teuku Banta Ahmad telah diterbitkan dalam bentuk buku dan telah diterjemahkan kedalam puluhan bahasa dan telah laris terjual hampir di semua negara. Uniknya semua judul mengambil nama tokoh.
            Kini, Teuku Banta Ahmad kembali ke tanah kelahirannya. Ke sana seluruh kalangan baik para ulama, dosen, mahasiswa, masyarakat biasa hingga para Guru Besar dari berbagai Universitas terkenal di seluruh dunia, yang haus akan ilmu pengetahuan datang menimba ilmu padanya.


*************************


MANUSIA DAN HAKIKATNYA

            Meskipun tinggal di pedalaman Banta tidak kesulitan memperoleh segala informasi. Ini karena teknologi semakin menggila.
            Pada sebuah media lokal dimuat berita tentang seorang anak yang berubah wajahnya berbentuk muka anjing dan badan hingga kakinya berbentuk ular. Dia berubah berbentuk seperti ini karena menyepak ibunya yang sedang shalat. Kejadian ini terjadi di Deli Serdang, Sumatra Utara.
            Biasanya setiap perkara agama ditanyakan langsung oleh masyarakat Meudang Ara dan sekitarnya pada Banta. Bahkan masyarakat seluruh Aceh datang pada beliau untuk mencari petuah agama.
            Banta sadar betul bahwa kediamannya akan penuh sesak karena berita ini. Banta mencari cara agar sempat menikmati kopi dan rokok sebelum masyarakat datang berbondong-bondong padaaya.
            Tiba di warung kopi langganannya para laki-laki telah ramai dan mereka semua sedang seru-serunya memperdebatkan berita aneh di media tadi.
            Budaya ngopi di Aceh memang sedikit lebih seru. Pengunjung warung mampu mempertahankan gelas mereka agar tetap berisi kopi kental sampai delapan jam.Di sela-sela ngopi mereka sibuk membicarakan judul koran sampai ke akar-akarnaya. Mereka memperdebatkan perkara yang seharusnya tidak perlu diributkan kalau saja mereka membaca isinya, bukan judulnya saja.
            Menyadari kehadiran Banta semua hadirin di warkop serentak diam. Dari raut wajah mereka terlihat menanti sebuah jawaban yang tegas. Mereka telah lelah meributkan berita koran berjudul 'Tendang Ibu Sedang Shalat Jadi Ular berkepala anjing'. Kata Bang Suh pemilik warung mereka telah meributkannya selama tiga jam. Seperti biasa, hanya membaca judulnya saja.
            "Jadi bagaimana menurut Ampon Banta mengenai berita di koran itu". Tanya Geuchik Seuman kebut.
            Banta menghirup kopi panasnya yang kental. Dengan penuh wibawa dia membakar rokok kreteknya. Menarik asap dalal dalam-lalu berseru.
            "Beberapa bulan setelah Tsunami di Banda Aceh, beredar berita seorang anak melihat jamaah shalat subuh di sebuah masjid di isi oleh babi-babi dan manusia. Dalam buku berjudul 'The Road to Allah', Jalaluddin Rakhmat mengisahkan seorang sufi yang setiap saat berdoa pada Allah agar tabir tersingkap di matanya. Setelah permohonanya dikabulkan, sang sufi keluar rumah dan melihat banyak kera, babi dan keledai berlalulalang di jalan". Mungkin, kata Banta "Di pasar dia menemukan transaksi antara domba lembu dan kerbau". 
            Para pelanggan warung kopi Bang Suh kerkesima. Banta melanjukan setelah menghirup tegukan kopi keduanya.
            "Segala makhluk yang Diciptakan Allah tidak bisa tidak, bentuknya mengikuti sifatnya". Banta menghisap dalam-dalam rokoknya yang telah tinggal setengah.
            "Manusia yang memiliki tabiat seperti hewan tertentu otomatis fisiknya berubah sebagaimana bentuk hewan itu. Dimata manusia lainnya dia tetap saja terlihat berbentuk manusia karena mata kita ditutup hijab. Hanya orang-orang tertentu saja yang diizinkan Allah memperoleh ni'mat melihat hakikat wujud asli segala sesuatu.
            "Konon beredar berita seorang ulama besar di Aceh Barat tidak segan-segan buang hajat di depan orang" Kisah Banta.
            "Mungkin dia sudah pikun". Timpa seorang di antara kerumunan penikmat kopi. Iramanya menunjukkan agar segera Banta merespon jawabannaya.
            "Tidak, saya kira karena dalam pandangannya yang terlihat bukan manusia. Bisa berbentuk salah satu hewan tertentu sesuai perbuatannya". Jawab Banta.
            "Ya, bukankah tidak apa-apa buang hajat di depan binatang". Bangsuh berharap kalimat yang keluar dari mulutnya tidak dibantah langsung.
            "Di neraka tidak ada manusia. Haram bagi manusia masuk neraka". Kata Banta.
            "Alhamdulillah" Jawab seorang pemuda yang sehari-hari suka memasang undian judi beli nomor. 
            "Setelah wujud rupa-rupa hewan terbersihkan dan kembali bewujud manusia, barulah dia dipindahkan ke surga". Sambung Banta"
            Si tukang beli nomor berubah lesu.
            "Wujud manusia adalah sebaik-baik bentuk. Allah yang Maha Suci tidak bisan didekati oleh hal-hal yang tidak suci. Muhammad adalah orang satu-satunya yang dekat dengan Allah. Untuk itu cara agar dekat dengan Allah adalah "menjadi Muhammad".
            "Lihatlah bentuk seorang manusia ketika sedang sujud dari arah samping, persis berbentuk tulisan 'Muhammad dengan bahasa Arab. Huruf 'mim' adalah kepala, lalu lekuk dari leher hingga dengkul adalah 'ha', kemudian dengkul 'mim' lagi dan tapak kaki berbentuk 'dal'. Dikatakan bahwa dalam kondisi bersuju adalah saat manusia paling dakat dengan Allah". Banta terlihat serius.
                "Orang yang suka berselingkuh mungkin akan berwujud ayam. Dan yang serakah dan suka barang haram bisa jadi bentuk aslinya babi. Demikian seterusnya". Banta.
                "Subhanallah". Terdengar suara lirih dari pojok warung.

  
*******************************

ALAM DAN HAKIKATNYA

                Anda keluar ke halaman rumah pada satu malam yang cerah. Pandalan menoleh ke langit. Mata menangkap sebuah bintang yang berkelap-kelip. Indah mempesona.
                Jarak antara bintang yang anda lihat dengan posisi anda adalah 3 juta tahun cahaya . Artinya bintang yang anda lihat bukanlah bintang yang ada pada malam itu. Bintang itu adalah bintang yang sama  namun pada waktu tiga juta tahun cahaya
                Boleh jadi bintang yang sedang anda lihat pada malam itu telah hilang atau musnah 2,5 juta tahun yang lalu. Namun karena begitu lamanya cahaya bintang itu sampai ke mata anda maka anda tidak mengetahuinya  sebeb yang anda lihat adalah sebuah benda 3 juta tahun lalu. Demikian jauhnya jarak bumi tempat kita tinggal dengan bintang di angkasa.
                "Demikian kehidupan kita di bumi ini". Kata Banta "Boleh jadi kehidupan kita telah usai, langit telah digulung dan semuanya telah berakhir. Namun yang membuat kita masih berasa di sini dan kini adalah persepsi pikiran kita".
                Kamaruz mengerutkat dahi. Banta melanjutkan.
                "Harun Yahya dalam 'Hakikat di Balik Materi' menguraikan bahwa alam semesta yang sedang kita alami dan rasakan semuanya sebenarnya tidak ada. Keberadaannya hanya karena persepsi pikiran kita. Semua yang dicium, raba, baui lihat dan kecap adalah karena persepsi indra semata".
****************************
WAKTU DAN HAKIKATNYA

                "Kehidupan sebenarnya adalah milik ruh. Sebelum memiliki jasad, ruh telah hidup terlebih dahulu. Namun, sebab kita tidak mampu mengingat apa yang dialami ruh karena belum memiliki perangkatnya seperti otak. Sebab itulah kita tidak mengingat pengalaman sebelum lahir. Sama halnya dengan pengalaman waktu bayi tidak kita ingat, sebab otak belum efektif"
                Banta membuka dialog dengan tujuh orang mahasiswa program Doktor Filsafat dari Harvard. Dialog itu tidak dilakukan secara langsung namun melalui perangkat teknologi canggih. Banta tetap berada di kediamannya, Desa Meudang Ara, sementara dia tetap dapat dengan lancar melakukan pekerjaannaya sebagai Guru Besar untuk Harvard, Sorbonne dan Al-Azhar.
                "Semenjak permulaan penciptaan makhluk pertama hingga berakhir segalanya, semua memon itu terus ada dan hidup, terus saja tampil. Namun manusia yang mengalami durasi hanya mampu mengalami momen demi momen sebab sistem otak dan perangkat lainnyaberbentuk demikian rupa
                "Persis seperti sebuah tayangan film yang gambarnya di foto setap satu juta kali setiap satu detik lalu disusun berurutan. Kamudian  difokuskan mata penglihatan pada foto-foto secara berurutan. Demikian pada kejadian demi kejadian per-seper sekian juta detik hadir ke dalam pikiran kita dan menganggapnya ada dan hidup. Masa lalu dan masa depan sebenarnya ada seperti biasa adanya. Namun kebetulan kita sedang mempersepsi kejadian sebelum masa depan dan setelah masa  depan atau disebut sekarang.
                "Gambaran gambaran yang dihadirkan menjadi kurang jelas dan terbatas pada dimensi lima indra karena komponen otak sedemikian rupa. Kadang-kadang ada sebagian orang mampu sedikit lebih dalam,  jelas dan sedikit lebih tidak terbatas dalam berpersepsi karena komponen otaknya lebih baik . Hal ini mengakibatkan kehadiran ruh dalam fungsi materi jasad lebih baik. Ini tejadi akibat beberapa gerakan dan refleksi seperti shalat, puasa, doa dan zikir.
            "Orang-orang tertentu ini bahkan mampu melihat wujud asli manusia yangmana ada berbentuk kera, domba, babi dan sebagainya sesuai tindakannya meskipun orang-orang kebanyakan melihatnya berbentuk manusia.
                "Orang-orang tetentu ini akan lebih mampu melihat akibat dari amalan-amalah sehingga mereka sangat minim berbuat buruk dam gigih dalam melakukan amal kebaikan.
                "Setelah dihancurkan bumi ini dan diganti dengan bumi yang lain maka semua semua mata akan melihat eksistensi yang asli. Pada hari itu sebab jelasnya pandangan maka akan tampak jelas semua amal yang pernah dikerjakan tatkala di dunia.
                "Azab kubur dan siksa neraka merupakan amal-amal buruk yang pernah dilakukan di dunia. Demikian pula nikmat surga merupakan amal baik yang dihadirkan pada diri.
                "Ketika Nabi Besar Mi'raj ke Langit, belum lagi kiamat. Tapi malam itu telah ada orang di Surga dan di Neraka". Banta Menjelaskan.
                "Wah, ini luar biasa". Salah seorang mahasiswa bersuara.
                "Biarkan aku melanjutkan". Timpal Banta.
                "Pasti". Dia kembali bersuara.
                Lalu Banta melanjutkan.
                "Sejak melepaskan kaki dari Baitul Maqdis, Nabi Besar telah memperoleh yang lebih tajam terhadap momen-momen. Ketajaman itu semakin kuat hingga beliau mampu melihat momen-momen yang baru dihadirkan ribuan tahun kemudian bagi kesadaran normal.
                "Tidak hanya tajam, bahkan penglihatan Nabi lebih jelas hingga melihat wanita tua yang semakin indah dandanannya. Wanita ini merupakan wujud bumi kita yang semakin tua usianya semakin dipercantik dengan bangunan-bangunan yang penuh nilai seni.
                "Terlihat pula seorang yang semakin banyak beban yang dipikul dipundaknya semakin dia menambah beban itu". Banta.
                "Pertanda apakah ini wahai Profesor". Salah seorang kandidat Doktor Filsafat bertanya penasaran.
                "Ini adalah gambaran manusia di akhir zaman yang semakin banyak amanah yang diberikan padanya semakin dia menambahnya padahal dia tidak mampu memikulnya.
                "Kesadaren Muhammad Saw. semakin bertambah ketika beliau mampu hadir ke momen pasca bumi. Momen ketika manusia biasa dilepas tabir penglihatannya di hari berbangkit.
                "
 
WAKTU DAN HAKIKATNYA

                “Kehidupan sebenarnya adalah milik ruh. Sebelum memiliki jasad, ruh telah hidup terlebih dahulu. Namun, kita tidak mampu mengingat apa yang dialami ruh karena belum memiliki perangkatnya seperti otak. Sebab itulah kita tidak mengingat pengalaman sebelum lahir. Sama halnya dengan pengalaman waktu bayi tidak kita ingat, sebab otak belum efektif”
                Banta membuka dialog dengan tujuh orang mahasiswa program Doktor Filsafat dari Harvard. Dialog itu tidak dilakukan secara langsung namun melalui perangkat teknologi canggih. Banta tetap berada di kediamannya, Desa Meudang Ara, sementara dia tetap dapat dengan lancar melakukan pekerjaannaya sebagai Guru Besar untuk Harvard, Sorbonne dan Al-Azhar.
                “Semenjak permulaan penciptaan makhluk pertama hingga berakhir segalanya, semua momen-momen, semua kejadian terus ada dan hidup, terus saja tampil. Namun manusia hanya mampu mengalami momen-momen tertentu saja sebab sistem otak dan perangkat lainnya yang dimiliki berbentuk demikian rupa
                “Persis seperti sebuah tayangan film yang gambarnya di foto setap satu juta kali setiap satu detik lalu disusun berurutan. Kemudian  difokuskan mata penglihatan pada foto-foto secara berurutan. Demikian pada kejadian demi kejadian per-seper sekian juta detik hadir ke dalam pikiran kita dan menganggapnya ada dan hidup. Masa lalu dan masa depan sebenarnya ada seperti biasa adanya. Namun kita kita hanya mampu mempersepsi kejadian sebelum masa depan dan setelah masa  depan atau disebut sekarang.
                “Gambaran gambaran yang dihadirkan menjadi kurang jelas dan terbatas pada dimensi lima indra karena komponen otak sedemikian rupa. Kadang-kadang ada sebagian orang mampu sedikit lebih dalam,  jelas dan sedikit lebih tidak terbatas dalam berpersepsi karena komponen otaknya lebih baik . Hal ini mengakibatkan kehadiran ruh dalam fungsi materi jasad lebih baik. Ini tejadi akibat beberapa gerakan dan refleksi seperti shalat, puasa, doa dan zikir.
            “Orang-orang tertentu ini bahkan mampu melihat wujud asli manusia yangmana ada berbentuk kera, domba, babi dan sebagainya sesuai tindakannya meskipun orang-orang kebanyakan melihatnya berbentuk manusia.
                “Orang-orang tetentu ini akan lebih mampu melihat akibat dari amalan-amalah sehingga mereka sangat minim berbuat buruk dam gigih dalam melakukan amal kebaikan.
                “Setelah dihancurkan bumi ini dan diganti dengan bumi yang lain maka semua semua mata akan melihat eksistensi yang asli. Pada hari itu sebab jelasnya pandangan maka akan tampak jelas semua amal yang pernah dikerjakan tatkala di dunia.
                “Azab kubur dan siksa neraka merupakan amal-amal buruk yang pernah dilakukan di dunia. Demikian pula nikmat surga merupakan amal baik yang dihadirkan pada diri.
                “Ketika Nabi Besar Mi’raj ke Langit, belum lagi kiamat. Tapi malam itu telah ada orang di Surga dan di Neraka”. Banta Menjelaskan.
                “Wah, ini luar biasa”. Salah seorang mahasiswa bersuara.
                “Biarkan aku melanjutkan”. Timpal Banta.
                “Pasti”. Dia kembali bersuara.
                Lalu Banta melanjutkan.
                “Sejak melepaskan kaki dari Baitul Maqdis, Nabi Besar telah memperoleh yang lebih tajam terhadap momen-momen. Ketajaman itu semakin kuat hingga beliau mampu melihat momen-momen yang baru dihadirkan ribuan tahun kemudian bagi kesadaran normal.
                “Tidak hanya tajam, bahkan penglihatan Nabi lebih jelas hingga melihat wanita tua yang semakin indah dandanannya. Wanita ini merupakan wujud bumi kita yang semakin tua usianya semakin dipercantik dengan bangunan-bangunan yang penuh nilai seni.
                “Terlihat pula seorang yang semakin banyak beban yang dipikul dipundaknya semakin dia menambah beban itu”. Banta.
                “Pertanda apakah ini wahai Profesor”. Salah seorang kandidat Doktor Filsafat bertanya penasaran.
                “Ini adalah gambaran manusia di akhir zaman yang semakin banyak amanah yang diberikan padanya semakin dia menambahnya padahal dia tidak mampu memikulnya.
            “Kesadaren Muhammad Saw. Semakin bertambah ketika beliau mampu hadir ke momen pasca bumi. Momen ketika manusia biasa dilepas tabir penglihatannya di hari berbangkit.
            “Kesadaran Nabi mencapai puncaknya ketika menembus Sidratul Muntaha dengan melepas semua sekat dan hijab. Bahkan hijab momen-momen untuk hadir ke Wajah Allah Swt”.
                “Subhanallah”.Ucap Abdurrahman, Mahasiswa asal Indonesia.
                “Kelak hamba-hamba Allah lainnya juga mampu melihat Allah setelah dipastikan meraka bersih dari dosa. Semua manusia akan punya kesempatan mengalami hal ini kecuali mereka yang mengambil tuhan selain Allah. Demikian ajaran Islam”. Banta menjelaskan.
                “Meski sebanyak apapun dosa kita?” Kebut Abdurrahman.
                Banta segera menjawab.
                “Sebuah hadits menyatakan meskipun seseorang tidak pernah melakukan kepaikan sedikitpun maka dengan sebiji kurma dibelah tujuhpun jadi”. Banta melanjutkan “Sebab dengan amal yang superkecil itu dihadapkan oleh persepsi persepsi yang murni maka Dzat yang Maha Wujudlah yang dilihatnya. Amboy nikmatnya bertemu Allah”
                “Lantas apa kaitannya pembahasan kita ini dengan tema pembicaraan kita. Mengenai ‘Waktu dan Hakikatnya’” Seorang mahasiswa memprotes.
                Banta kembali memberi penjelasan.
                “’Gambar demi gambar’ yang dihadirkan persepsi disebut momen-momen. Momen demi momen itu disebut waktu. Saking tidak adnya jeda antar satu momen ke momen yang lain maka tidaklah bisa dia disebut mata rantai.
                “Kadang-kadang meski dua orang menghadap satu momen yang sama ‘waktu’ yang dirasakan masing-masing berbeda”.
                “Kenapa?” 
                “Karena yang memfokuskan akal lebih intens pada momen selanjutnya yang masih gaib bagi akal akan merasa lebih lama dibandingkan dia yang memfokuskan akal pada momen yang sedang dipersepsikan (sekarang). Menunggu bus di halte terasa lebih lama dibandingkan bermain game meskipun durasi jam di dinding menunjuk angka sama”.  
                “Itu benar”. Terdengar suara.
                “Karena itu aku menduga waktu hanyalah persepsi, peris seperti keberadaan alam semesta ini.
                “Bila merasakan momon-momen bisa berbeda buat dua makhluk yang memiliki komponen yang sama maka hampir pasti sangat berbeda merasakan waktu oleh yang memiliki komponen berbeda. Antara manusia dengan ayam misalnya atau antara batu dengan pohon. Kalau antar sesama makhluk saja demikian adanya maka bagai mana pula antara makhluk dengan Pencipta.
                “Ketika di Gontor ada teman yang membuat sebuah teka-teki. Dia bertanya kalau surga dan neraka itu kekal maka bukankah ada yang mampu menandingi kekekalan Tuhan?
                “Pertanyaan itu sangat mengganggu pikiranku selama kurang-lubih tiga tahun. Selama itu aku terus berfikir dan bekerja keras untuk menemukan jawabannya. Aku memperbanyak ibadah sunnat karena takut menjadi murtad. Pertanyaan itu persis seperti koin dua sisi. Sisi pertama menteror pikiranku dan sisi satunya lagi memberiku motifasi untuk terus belajar hingga mencambuk motifasiku memilih Program Filsafat di Al-Azhar, Mesir.
                Sesuatu yang menurut persepsi manusia dianggap kekal boleh jadi dalam Ilmu Allah dianya telah selesai sama sekali. Demikian kalimat yang membuat Banta menemukan yang dicarinya selama tiga tahun. 

**********************
ISLAM ANTI KLASIK

Nurchalish Madjid merupakan pahlawan bagi pembaruan pemikiran Islam di Indonesia. Seperti dikatakan Ahmad Syafi'i Ma'arif, semua pembaru awalnya dikritik namun selanjutnya waktu menentukan bahwa merekalah pahlawan.
                Al-Kindi ditegur habis-habisan oleh alim ulama karena memasukkan aliran filsafat Yunani kedalam dunia Islam. Dia banyak menterjemahkan karya-karya filsuf Yunani ke dalam bahasa Arab.
                Al-Ghazali dituding sebagai biang dari kemunduran ilmu pengetahuan dalam dunia Islam. Padahal akhirya masyarakat sadar bahwa sikapnya itu adalah untuk mengembalikan kesadaran Muslim supaya kembali menemukan solusi dari persoalan hidup dalam literatur Islam sendiri setelah mereka lelah mencarinya dalam filsafat.
                Al-Kindi dan Al-Ghazali datang untuk menyadarkan Muslim agar mereka menemukan pencerahan. Demikian pula usaha yang dilakukan Nurchalish Madjid atau lebih akrab disapa Cak Nur, dia berusaha menyadarkan Muslim Indonesia bahwa modernisasi merupakan sesuatu yang pasti berlaku bagi setiap masyarakat.
                Kamaruz telah tiga bulan tinggal di tanah kelahiran Banta. Dia amat bingung dengan gagasan-gagasan Cak Nur. Saat ini dia merasa tepat untuk berdiskusi dengan Banta mengenai pemikiran Cak Nur.
                Selesai shalat subuh berjamaah biasanya Banta membuka laptopnya untuk memberikan kuliah pada mahasiswanya atau kadang-kadang dia juga berdiskusi dengan rekan-rekannya sesama dosen di luar negeri.
                Kamaruz melihat Banta tidak melakukan apa-apa. Hanya beri'tikaf saja. Pemuda itu mendekati. Menyalami. Namun saat hendak meletakkan belakang tapak tangan Banta ke dahinya, Guru Besar Harvard itu segera menarinya seraya berkata. "Tidak ada pengkultusan sesama manusia".
                "Maaf Ampon Banta". Kamaruz memanggil Banta seperti panggilan warga kampung dengan niat supaya alumni Gontor itu sedikit lebih akrab dan menghilangkan citra dirinya sebagai mahasiswa. Dengan itu diharapkannya Banta dapat berbicara dengannya secara lebih gamblang dan terbuka.
                "Apa yang kau pikirkan hai anak muda?" Suara Banta mengagetkan Kamaruz.
                Dia.tidak mau mensia-siakan kesempatan langsung menumpahkan isi pikirannya. Pkiran-pikiran yang dipenuhi pertanyaan-pertanyaan dan kebingungan.
                "Maukah Ampon Banta sedikit berbagi tentang apa yang Ampon pahami terkait pemikiran Nurchalish Madjid dalam merespon Modernisme?" Meski terdengar kurang sopan Banta tidak memperdulikannya sama-sekali. DIa langsung menjawab.
                "Cak Nur mengingatkan bahwa modernisasi mrupakan rasinalisasi. Sementara sendiri Islam sangat menghargai rasionalitas.Islam adalah agama yang paling rasional. Islam adalah agama yang senantiasa modern. Islam itu anti klasik.
                   "Rasionalisasi berbeda dengan rasionalisme. Rasionalisasi adalah memaksimalkan potensi akal manusia hingga ditemukan hasilnya berupa kebenaran yang subjektif. Kebenaran subjektif tidak boleh diklaim sebagai kebenaran mutlak. Kebenaran subjektif tidak akan berarti apa-apa bagi solisi persoalan sosial sebelum kebenaran yang diyakini itu diujicobakan melalui dialog.
                " Sememtara modernisme adalah keyakinan mutlak akan kemampuan akal menemukan solusi bagi setiap persoalan. Modernisme melahirkan sekularisme. Sekularisme meyakini Tuhan/agama tidak berhak/tidak mampu mencampuri urusan keduniaan manusia. Oleh sebab itu menurut mereka agama hanya diposisikan sebagai ritual semata.
                "Sekularisme melahirkan kapitallisme. Kapitalisme melahirkan individualisme.
                "Ideologi pendidikan di Indonesia telah menyatu dengan konsep pendidikan kolonial.
                "Kita, orang Islam, punya solusi membabat habis kolonialisme di Indonesia yang masih mekar hingga kini. Islam sebagai warisan asli indonesia dapat digunakan sebagai senjata dalam memerangi persoalan-persoalan sosial kita.

 ***************************

SEMUA SAWIT

Semuanya sawit
Semua telah menjadi sawit
Ribuan jenis pohon telah ditumbangkan
Hanya untuk satu jenis:  sawit

Entah telah berapa ribu orangutan musnah
Entah telah berapa ribu kedih mati
Entah telah berapa ribu kukang meregang nyawa
Entah telah berapa ribu owa binasa

Hanya untuk satu kata: sawit

Entah telah berapa ribu rumah tenggelam dalam banjir
Entah telah berapa ratus gedung sekolah terkubang lumpur
Entah telah berapa pulu rumah ibadah tersapu banjir bandang
Entah telah berapa juta nyawa manusia melayang

Hanya demi sawit

Hampir mereka  merebus batu
Hampir saja mereka mengorek tanah untuk digoreng
Nyaris mereka mengiris batang pohon
Dekat masa mereka memakan rumput-rumputan

Mereka keturunan cerdas
Darah ksatria dan ilmuan
Datang dari Persia

Berhijrah mengharungi laut luas
Di ujung Timur mencari sepotong tanah surga
Setelah menemukannya mereka mengubahnya menjadi neraka

Kebun Sawit Meudang Ara, Syamtalira Bayu
15 Mai Tahun Macan
 
 
»»  read more