Rabu, 01 Desember 2010

PROF.DR. SYEIKH TGK. DATOK BUYA KH. SIR TEUKU BANTA AHMAD AL-CHALIDI AL-MURSYID, LC. M.PHIL. PH.D

 PROF.DR. SYEIKH TGK. DATOK BUYA KH. SIR  TEUKU BANTA AHMAD AL-CHALIDI AL-MURSYID, LC. M.PHIL. PH.D

            Maukah anda saya ceritakan kisah hidup Teuku Banta Ahmad? Beliau lahir di sebuah desa terpencil, Meudang Ara, di sebuah kecamatan terpencil Meurah Mulia, di kabupaten termiskin Aceh Utara. Ayahnya telah meninggal dunia sejak dia berumur 6 tahun. Karena melihat Banta dari keturunan terpandang dan tinggi budi pekertinya, seorang
 dermawan menginfakkan sebagian amana Allah padanya untuk menyekolahkan Banta. Banta mengelesaikan Madrasah Ibtidaiyah di MIN Meurah Mulia. Setelah tamat MIN, Banta disekolahkan di Pondok Modern Gontor, Ponorogo.
            Enam bulan belajar di Gontor, ibunda tercinta Banta menghadap Sang Khaliq. Kesedihan tak terpatri membuat Banta lebih serius dalam beribadah. Yang lebih membuatnya berduka adalah karena dia tidak sempat melihat wajah ibunda tercinta untuk terakhirkalinya. Selain karena tidak bisa meninggalkan ujuan semester pertama, dana yang tidak mendukung juga menjadi penyebab ketidakpulangan Banta.
            Banta meminta supaya jenazah ibunya segera dimakamkan. "Tidak ada yang lebih diinginkan jenazah selain penguburan". Pesannya.
            Tamat belajar dari Gontor, Banta telah menghafal 30 juz Al-Qur'an. Kemampuan ini turut membantunya memperoleh beasiswa ke Universitas Al-Azhar, Mesir.
            Banta hanya membutuhkan waktu empat tahun menyelesaikan studinya di bidang Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin. Genap umurnya 20 tahun Banta mendapat kesempatan untuk kuliah di Sorbonne University, Prancis. Hanya butuh 18 bulan, Banta telah menyelesaikan studinya di Fakultas Filsafat.
            Harvard University, Amerika Serikat sangat  berkeras hati meminta Banta untuk mengambil program Ph.D di jurusan yang sama. Genap berusia 24 tahun Banta resmi menyandang nama : Teuku Banta Ahmad, Lc, M. Phil, Ph.D. Mengabdi di Harvard selama enam tahun, Banta dianugerahi gelar Guru Besar bidang Filsafat. Selama mengajar di Harvard, dia juga mengajar di Sorbonne dan Al-Azhar. Dua tahun setelah menjadi profesor di Harvard, Banta diangkat sebagai Guru Besar oleh Sorbonne dan Al-Azhar.
            Dia dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa bidang Sastra oleh Universitas Sorbonne dan gelar yang sama oleh Al-Azhar untuk bidang Tasawuf.
            Prof. Dr. Teuku Banta Ahmad, LC. M.Phil. Ph.D. menjadi terkenal ke seluruh dunia setelah memberi tiga kuliah di tiga universitas tempatnya mengajar. Di Harvard berkuliah tentang filsafat "Al-Kindi", di Sorbonne berbicara tentang tasawuf "Al-Ghazali" dan di Al-Azhar mengenai sastra "Muhamamad Iqbal". Saat itu usia Banta 35 tahun.
            Karena ketiga ceramahnya yang mengguncang dunia Intelektual, kerajaan Inggris langsung menganugerahi Banta gelar "Sir", Sebuah gelar bangsawan yang bergengsi.
            Oleh para ulama di Aceh dia diundang kembali ke tanah kelahirannya untuk  diberikan dua gelar "Al-Mursyid" dan "Al-Chalidi" setelah memberikan dua ceramah. Di Masjid Raya Baiturrahman memberi ceramah berjudul "Hamzah Fansury" dan di Masjid Raya Pase ceramah yang diberikan tentang seorang tokoh ulama Aceh yang mashur, "Syeikh Muda Waly Al-Chalidy".
            Di Pondok Modern Gontor, tempat Banta pernah menimbah ilmu, memberikan ceramah tentang gtokoh penyebar Islam di Tanah Jawa berasal dari Samudra Pase, "Syarif Hidayatullah".  Di tempat yang sama dia resmi diberikan gelar "Kyai".
            Kembali ke pulau Sumatra, Banta diminta memberi kuliah di Universitas Andalas, Padang. "Hamka" adalah materi yang diberikan. Masyarakat Minang menganugerahkan dia gelar "Buya".
            Ceramah di Kuala Lumpur berjudul "Syed Muhammad Naquib Al-Attas" membuat warga dan kerajaan Malaysia bangga sehingga tanpa ragu mereka menganugerahkannaya gelar "Datok".
            Di Makkah dengan fasih Banta memberikan kuliah "Muhammad Bin Abdul Wahhab". Beberapa hari berselang dia ke Madinah "Nabi Besar Muhammad Salallahu'alaihi Wasallam. Ceramah yang diberikan di Masjid Nabawi ini membuat semua hadirin menangis. Bahkan Banta sendiri menangis sampai terisak-isak.
            Setelah berceramah di Masjid Nabawi, Banta menetap di Makkah dan menghabiskan waktu-waktunya di dalam Masjidil Haram. Puluhan kali dalam sehari dia memasukkan kepalanya ke dalam batu Hajar Aswad untuk berdoa pada Allah SWT.
            Selama lima tahun menetap di Makkah Banta berkeliling dunia menyampaikan pidatonya. Ke UIN Jakarta memberi kuliah tentang Aceh berjudul "Teuku Banta Ahmad". Di Sydney, Australia memberi ceramah tentang suku Aborigin berjudul "Elizabeth". Selepas itu dia bertolak ke Manhattan memberikan ceramah berjudul "Winneteu", ceramah tentang suku Indian.  
            Di kota Tel Aviv, Israel, Banta menyampaikan ceramah tentang bangsa Israel dengan judul "Musa". Di Muenchen, Jerman dia memberi kiliah tentang pengaruh pemikiran Immanuel Kant, filsuf besar dari Konigsburg, dalam rekonstruksi sosial abad ke-21 dengan judul "Immanuel Kant". Di Paris, Prancis "Rene Descartes" merupakan judul dari kuliah tentang dasar-dasar pemikiran para filosof berpengaruh era modern.
            Kunjungan ke Beijing,Cina merupakan kunjungannya terakhir selama menetap di Makkah, Arab Saudi. Di sana Banta memberikan ceramah tentang kearifan timur yang berjudul "Konfusius".
            Semua ceramah, kuliah dan pidato Teuku Banta Ahmad telah diterbitkan dalam bentuk buku dan telah diterjemahkan kedalam puluhan bahasa dan telah laris terjual hampir di semua negara. Uniknya semua judul mengambil nama tokoh.
            Kini, Teuku Banta Ahmad kembali ke tanah kelahirannya. Ke sana seluruh kalangan baik para ulama, dosen, mahasiswa, masyarakat biasa hingga para Guru Besar dari berbagai Universitas terkenal di seluruh dunia, yang haus akan ilmu pengetahuan datang menimba ilmu padanya.


*************************


MANUSIA DAN HAKIKATNYA

            Meskipun tinggal di pedalaman Banta tidak kesulitan memperoleh segala informasi. Ini karena teknologi semakin menggila.
            Pada sebuah media lokal dimuat berita tentang seorang anak yang berubah wajahnya berbentuk muka anjing dan badan hingga kakinya berbentuk ular. Dia berubah berbentuk seperti ini karena menyepak ibunya yang sedang shalat. Kejadian ini terjadi di Deli Serdang, Sumatra Utara.
            Biasanya setiap perkara agama ditanyakan langsung oleh masyarakat Meudang Ara dan sekitarnya pada Banta. Bahkan masyarakat seluruh Aceh datang pada beliau untuk mencari petuah agama.
            Banta sadar betul bahwa kediamannya akan penuh sesak karena berita ini. Banta mencari cara agar sempat menikmati kopi dan rokok sebelum masyarakat datang berbondong-bondong padaaya.
            Tiba di warung kopi langganannya para laki-laki telah ramai dan mereka semua sedang seru-serunya memperdebatkan berita aneh di media tadi.
            Budaya ngopi di Aceh memang sedikit lebih seru. Pengunjung warung mampu mempertahankan gelas mereka agar tetap berisi kopi kental sampai delapan jam.Di sela-sela ngopi mereka sibuk membicarakan judul koran sampai ke akar-akarnaya. Mereka memperdebatkan perkara yang seharusnya tidak perlu diributkan kalau saja mereka membaca isinya, bukan judulnya saja.
            Menyadari kehadiran Banta semua hadirin di warkop serentak diam. Dari raut wajah mereka terlihat menanti sebuah jawaban yang tegas. Mereka telah lelah meributkan berita koran berjudul 'Tendang Ibu Sedang Shalat Jadi Ular berkepala anjing'. Kata Bang Suh pemilik warung mereka telah meributkannya selama tiga jam. Seperti biasa, hanya membaca judulnya saja.
            "Jadi bagaimana menurut Ampon Banta mengenai berita di koran itu". Tanya Geuchik Seuman kebut.
            Banta menghirup kopi panasnya yang kental. Dengan penuh wibawa dia membakar rokok kreteknya. Menarik asap dalal dalam-lalu berseru.
            "Beberapa bulan setelah Tsunami di Banda Aceh, beredar berita seorang anak melihat jamaah shalat subuh di sebuah masjid di isi oleh babi-babi dan manusia. Dalam buku berjudul 'The Road to Allah', Jalaluddin Rakhmat mengisahkan seorang sufi yang setiap saat berdoa pada Allah agar tabir tersingkap di matanya. Setelah permohonanya dikabulkan, sang sufi keluar rumah dan melihat banyak kera, babi dan keledai berlalulalang di jalan". Mungkin, kata Banta "Di pasar dia menemukan transaksi antara domba lembu dan kerbau". 
            Para pelanggan warung kopi Bang Suh kerkesima. Banta melanjukan setelah menghirup tegukan kopi keduanya.
            "Segala makhluk yang Diciptakan Allah tidak bisa tidak, bentuknya mengikuti sifatnya". Banta menghisap dalam-dalam rokoknya yang telah tinggal setengah.
            "Manusia yang memiliki tabiat seperti hewan tertentu otomatis fisiknya berubah sebagaimana bentuk hewan itu. Dimata manusia lainnya dia tetap saja terlihat berbentuk manusia karena mata kita ditutup hijab. Hanya orang-orang tertentu saja yang diizinkan Allah memperoleh ni'mat melihat hakikat wujud asli segala sesuatu.
            "Konon beredar berita seorang ulama besar di Aceh Barat tidak segan-segan buang hajat di depan orang" Kisah Banta.
            "Mungkin dia sudah pikun". Timpa seorang di antara kerumunan penikmat kopi. Iramanya menunjukkan agar segera Banta merespon jawabannaya.
            "Tidak, saya kira karena dalam pandangannya yang terlihat bukan manusia. Bisa berbentuk salah satu hewan tertentu sesuai perbuatannya". Jawab Banta.
            "Ya, bukankah tidak apa-apa buang hajat di depan binatang". Bangsuh berharap kalimat yang keluar dari mulutnya tidak dibantah langsung.
            "Di neraka tidak ada manusia. Haram bagi manusia masuk neraka". Kata Banta.
            "Alhamdulillah" Jawab seorang pemuda yang sehari-hari suka memasang undian judi beli nomor. 
            "Setelah wujud rupa-rupa hewan terbersihkan dan kembali bewujud manusia, barulah dia dipindahkan ke surga". Sambung Banta"
            Si tukang beli nomor berubah lesu.
            "Wujud manusia adalah sebaik-baik bentuk. Allah yang Maha Suci tidak bisan didekati oleh hal-hal yang tidak suci. Muhammad adalah orang satu-satunya yang dekat dengan Allah. Untuk itu cara agar dekat dengan Allah adalah "menjadi Muhammad".
            "Lihatlah bentuk seorang manusia ketika sedang sujud dari arah samping, persis berbentuk tulisan 'Muhammad dengan bahasa Arab. Huruf 'mim' adalah kepala, lalu lekuk dari leher hingga dengkul adalah 'ha', kemudian dengkul 'mim' lagi dan tapak kaki berbentuk 'dal'. Dikatakan bahwa dalam kondisi bersuju adalah saat manusia paling dakat dengan Allah". Banta terlihat serius.
                "Orang yang suka berselingkuh mungkin akan berwujud ayam. Dan yang serakah dan suka barang haram bisa jadi bentuk aslinya babi. Demikian seterusnya". Banta.
                "Subhanallah". Terdengar suara lirih dari pojok warung.

  
*******************************

ALAM DAN HAKIKATNYA

                Anda keluar ke halaman rumah pada satu malam yang cerah. Pandalan menoleh ke langit. Mata menangkap sebuah bintang yang berkelap-kelip. Indah mempesona.
                Jarak antara bintang yang anda lihat dengan posisi anda adalah 3 juta tahun cahaya . Artinya bintang yang anda lihat bukanlah bintang yang ada pada malam itu. Bintang itu adalah bintang yang sama  namun pada waktu tiga juta tahun cahaya
                Boleh jadi bintang yang sedang anda lihat pada malam itu telah hilang atau musnah 2,5 juta tahun yang lalu. Namun karena begitu lamanya cahaya bintang itu sampai ke mata anda maka anda tidak mengetahuinya  sebeb yang anda lihat adalah sebuah benda 3 juta tahun lalu. Demikian jauhnya jarak bumi tempat kita tinggal dengan bintang di angkasa.
                "Demikian kehidupan kita di bumi ini". Kata Banta "Boleh jadi kehidupan kita telah usai, langit telah digulung dan semuanya telah berakhir. Namun yang membuat kita masih berasa di sini dan kini adalah persepsi pikiran kita".
                Kamaruz mengerutkat dahi. Banta melanjutkan.
                "Harun Yahya dalam 'Hakikat di Balik Materi' menguraikan bahwa alam semesta yang sedang kita alami dan rasakan semuanya sebenarnya tidak ada. Keberadaannya hanya karena persepsi pikiran kita. Semua yang dicium, raba, baui lihat dan kecap adalah karena persepsi indra semata".
****************************
WAKTU DAN HAKIKATNYA

                "Kehidupan sebenarnya adalah milik ruh. Sebelum memiliki jasad, ruh telah hidup terlebih dahulu. Namun, sebab kita tidak mampu mengingat apa yang dialami ruh karena belum memiliki perangkatnya seperti otak. Sebab itulah kita tidak mengingat pengalaman sebelum lahir. Sama halnya dengan pengalaman waktu bayi tidak kita ingat, sebab otak belum efektif"
                Banta membuka dialog dengan tujuh orang mahasiswa program Doktor Filsafat dari Harvard. Dialog itu tidak dilakukan secara langsung namun melalui perangkat teknologi canggih. Banta tetap berada di kediamannya, Desa Meudang Ara, sementara dia tetap dapat dengan lancar melakukan pekerjaannaya sebagai Guru Besar untuk Harvard, Sorbonne dan Al-Azhar.
                "Semenjak permulaan penciptaan makhluk pertama hingga berakhir segalanya, semua memon itu terus ada dan hidup, terus saja tampil. Namun manusia yang mengalami durasi hanya mampu mengalami momen demi momen sebab sistem otak dan perangkat lainnyaberbentuk demikian rupa
                "Persis seperti sebuah tayangan film yang gambarnya di foto setap satu juta kali setiap satu detik lalu disusun berurutan. Kamudian  difokuskan mata penglihatan pada foto-foto secara berurutan. Demikian pada kejadian demi kejadian per-seper sekian juta detik hadir ke dalam pikiran kita dan menganggapnya ada dan hidup. Masa lalu dan masa depan sebenarnya ada seperti biasa adanya. Namun kebetulan kita sedang mempersepsi kejadian sebelum masa depan dan setelah masa  depan atau disebut sekarang.
                "Gambaran gambaran yang dihadirkan menjadi kurang jelas dan terbatas pada dimensi lima indra karena komponen otak sedemikian rupa. Kadang-kadang ada sebagian orang mampu sedikit lebih dalam,  jelas dan sedikit lebih tidak terbatas dalam berpersepsi karena komponen otaknya lebih baik . Hal ini mengakibatkan kehadiran ruh dalam fungsi materi jasad lebih baik. Ini tejadi akibat beberapa gerakan dan refleksi seperti shalat, puasa, doa dan zikir.
            "Orang-orang tertentu ini bahkan mampu melihat wujud asli manusia yangmana ada berbentuk kera, domba, babi dan sebagainya sesuai tindakannya meskipun orang-orang kebanyakan melihatnya berbentuk manusia.
                "Orang-orang tetentu ini akan lebih mampu melihat akibat dari amalan-amalah sehingga mereka sangat minim berbuat buruk dam gigih dalam melakukan amal kebaikan.
                "Setelah dihancurkan bumi ini dan diganti dengan bumi yang lain maka semua semua mata akan melihat eksistensi yang asli. Pada hari itu sebab jelasnya pandangan maka akan tampak jelas semua amal yang pernah dikerjakan tatkala di dunia.
                "Azab kubur dan siksa neraka merupakan amal-amal buruk yang pernah dilakukan di dunia. Demikian pula nikmat surga merupakan amal baik yang dihadirkan pada diri.
                "Ketika Nabi Besar Mi'raj ke Langit, belum lagi kiamat. Tapi malam itu telah ada orang di Surga dan di Neraka". Banta Menjelaskan.
                "Wah, ini luar biasa". Salah seorang mahasiswa bersuara.
                "Biarkan aku melanjutkan". Timpal Banta.
                "Pasti". Dia kembali bersuara.
                Lalu Banta melanjutkan.
                "Sejak melepaskan kaki dari Baitul Maqdis, Nabi Besar telah memperoleh yang lebih tajam terhadap momen-momen. Ketajaman itu semakin kuat hingga beliau mampu melihat momen-momen yang baru dihadirkan ribuan tahun kemudian bagi kesadaran normal.
                "Tidak hanya tajam, bahkan penglihatan Nabi lebih jelas hingga melihat wanita tua yang semakin indah dandanannya. Wanita ini merupakan wujud bumi kita yang semakin tua usianya semakin dipercantik dengan bangunan-bangunan yang penuh nilai seni.
                "Terlihat pula seorang yang semakin banyak beban yang dipikul dipundaknya semakin dia menambah beban itu". Banta.
                "Pertanda apakah ini wahai Profesor". Salah seorang kandidat Doktor Filsafat bertanya penasaran.
                "Ini adalah gambaran manusia di akhir zaman yang semakin banyak amanah yang diberikan padanya semakin dia menambahnya padahal dia tidak mampu memikulnya.
                "Kesadaren Muhammad Saw. semakin bertambah ketika beliau mampu hadir ke momen pasca bumi. Momen ketika manusia biasa dilepas tabir penglihatannya di hari berbangkit.
                "
 
WAKTU DAN HAKIKATNYA

                “Kehidupan sebenarnya adalah milik ruh. Sebelum memiliki jasad, ruh telah hidup terlebih dahulu. Namun, kita tidak mampu mengingat apa yang dialami ruh karena belum memiliki perangkatnya seperti otak. Sebab itulah kita tidak mengingat pengalaman sebelum lahir. Sama halnya dengan pengalaman waktu bayi tidak kita ingat, sebab otak belum efektif”
                Banta membuka dialog dengan tujuh orang mahasiswa program Doktor Filsafat dari Harvard. Dialog itu tidak dilakukan secara langsung namun melalui perangkat teknologi canggih. Banta tetap berada di kediamannya, Desa Meudang Ara, sementara dia tetap dapat dengan lancar melakukan pekerjaannaya sebagai Guru Besar untuk Harvard, Sorbonne dan Al-Azhar.
                “Semenjak permulaan penciptaan makhluk pertama hingga berakhir segalanya, semua momen-momen, semua kejadian terus ada dan hidup, terus saja tampil. Namun manusia hanya mampu mengalami momen-momen tertentu saja sebab sistem otak dan perangkat lainnya yang dimiliki berbentuk demikian rupa
                “Persis seperti sebuah tayangan film yang gambarnya di foto setap satu juta kali setiap satu detik lalu disusun berurutan. Kemudian  difokuskan mata penglihatan pada foto-foto secara berurutan. Demikian pada kejadian demi kejadian per-seper sekian juta detik hadir ke dalam pikiran kita dan menganggapnya ada dan hidup. Masa lalu dan masa depan sebenarnya ada seperti biasa adanya. Namun kita kita hanya mampu mempersepsi kejadian sebelum masa depan dan setelah masa  depan atau disebut sekarang.
                “Gambaran gambaran yang dihadirkan menjadi kurang jelas dan terbatas pada dimensi lima indra karena komponen otak sedemikian rupa. Kadang-kadang ada sebagian orang mampu sedikit lebih dalam,  jelas dan sedikit lebih tidak terbatas dalam berpersepsi karena komponen otaknya lebih baik . Hal ini mengakibatkan kehadiran ruh dalam fungsi materi jasad lebih baik. Ini tejadi akibat beberapa gerakan dan refleksi seperti shalat, puasa, doa dan zikir.
            “Orang-orang tertentu ini bahkan mampu melihat wujud asli manusia yangmana ada berbentuk kera, domba, babi dan sebagainya sesuai tindakannya meskipun orang-orang kebanyakan melihatnya berbentuk manusia.
                “Orang-orang tetentu ini akan lebih mampu melihat akibat dari amalan-amalah sehingga mereka sangat minim berbuat buruk dam gigih dalam melakukan amal kebaikan.
                “Setelah dihancurkan bumi ini dan diganti dengan bumi yang lain maka semua semua mata akan melihat eksistensi yang asli. Pada hari itu sebab jelasnya pandangan maka akan tampak jelas semua amal yang pernah dikerjakan tatkala di dunia.
                “Azab kubur dan siksa neraka merupakan amal-amal buruk yang pernah dilakukan di dunia. Demikian pula nikmat surga merupakan amal baik yang dihadirkan pada diri.
                “Ketika Nabi Besar Mi’raj ke Langit, belum lagi kiamat. Tapi malam itu telah ada orang di Surga dan di Neraka”. Banta Menjelaskan.
                “Wah, ini luar biasa”. Salah seorang mahasiswa bersuara.
                “Biarkan aku melanjutkan”. Timpal Banta.
                “Pasti”. Dia kembali bersuara.
                Lalu Banta melanjutkan.
                “Sejak melepaskan kaki dari Baitul Maqdis, Nabi Besar telah memperoleh yang lebih tajam terhadap momen-momen. Ketajaman itu semakin kuat hingga beliau mampu melihat momen-momen yang baru dihadirkan ribuan tahun kemudian bagi kesadaran normal.
                “Tidak hanya tajam, bahkan penglihatan Nabi lebih jelas hingga melihat wanita tua yang semakin indah dandanannya. Wanita ini merupakan wujud bumi kita yang semakin tua usianya semakin dipercantik dengan bangunan-bangunan yang penuh nilai seni.
                “Terlihat pula seorang yang semakin banyak beban yang dipikul dipundaknya semakin dia menambah beban itu”. Banta.
                “Pertanda apakah ini wahai Profesor”. Salah seorang kandidat Doktor Filsafat bertanya penasaran.
                “Ini adalah gambaran manusia di akhir zaman yang semakin banyak amanah yang diberikan padanya semakin dia menambahnya padahal dia tidak mampu memikulnya.
            “Kesadaren Muhammad Saw. Semakin bertambah ketika beliau mampu hadir ke momen pasca bumi. Momen ketika manusia biasa dilepas tabir penglihatannya di hari berbangkit.
            “Kesadaran Nabi mencapai puncaknya ketika menembus Sidratul Muntaha dengan melepas semua sekat dan hijab. Bahkan hijab momen-momen untuk hadir ke Wajah Allah Swt”.
                “Subhanallah”.Ucap Abdurrahman, Mahasiswa asal Indonesia.
                “Kelak hamba-hamba Allah lainnya juga mampu melihat Allah setelah dipastikan meraka bersih dari dosa. Semua manusia akan punya kesempatan mengalami hal ini kecuali mereka yang mengambil tuhan selain Allah. Demikian ajaran Islam”. Banta menjelaskan.
                “Meski sebanyak apapun dosa kita?” Kebut Abdurrahman.
                Banta segera menjawab.
                “Sebuah hadits menyatakan meskipun seseorang tidak pernah melakukan kepaikan sedikitpun maka dengan sebiji kurma dibelah tujuhpun jadi”. Banta melanjutkan “Sebab dengan amal yang superkecil itu dihadapkan oleh persepsi persepsi yang murni maka Dzat yang Maha Wujudlah yang dilihatnya. Amboy nikmatnya bertemu Allah”
                “Lantas apa kaitannya pembahasan kita ini dengan tema pembicaraan kita. Mengenai ‘Waktu dan Hakikatnya’” Seorang mahasiswa memprotes.
                Banta kembali memberi penjelasan.
                “’Gambar demi gambar’ yang dihadirkan persepsi disebut momen-momen. Momen demi momen itu disebut waktu. Saking tidak adnya jeda antar satu momen ke momen yang lain maka tidaklah bisa dia disebut mata rantai.
                “Kadang-kadang meski dua orang menghadap satu momen yang sama ‘waktu’ yang dirasakan masing-masing berbeda”.
                “Kenapa?” 
                “Karena yang memfokuskan akal lebih intens pada momen selanjutnya yang masih gaib bagi akal akan merasa lebih lama dibandingkan dia yang memfokuskan akal pada momen yang sedang dipersepsikan (sekarang). Menunggu bus di halte terasa lebih lama dibandingkan bermain game meskipun durasi jam di dinding menunjuk angka sama”.  
                “Itu benar”. Terdengar suara.
                “Karena itu aku menduga waktu hanyalah persepsi, peris seperti keberadaan alam semesta ini.
                “Bila merasakan momon-momen bisa berbeda buat dua makhluk yang memiliki komponen yang sama maka hampir pasti sangat berbeda merasakan waktu oleh yang memiliki komponen berbeda. Antara manusia dengan ayam misalnya atau antara batu dengan pohon. Kalau antar sesama makhluk saja demikian adanya maka bagai mana pula antara makhluk dengan Pencipta.
                “Ketika di Gontor ada teman yang membuat sebuah teka-teki. Dia bertanya kalau surga dan neraka itu kekal maka bukankah ada yang mampu menandingi kekekalan Tuhan?
                “Pertanyaan itu sangat mengganggu pikiranku selama kurang-lubih tiga tahun. Selama itu aku terus berfikir dan bekerja keras untuk menemukan jawabannya. Aku memperbanyak ibadah sunnat karena takut menjadi murtad. Pertanyaan itu persis seperti koin dua sisi. Sisi pertama menteror pikiranku dan sisi satunya lagi memberiku motifasi untuk terus belajar hingga mencambuk motifasiku memilih Program Filsafat di Al-Azhar, Mesir.
                Sesuatu yang menurut persepsi manusia dianggap kekal boleh jadi dalam Ilmu Allah dianya telah selesai sama sekali. Demikian kalimat yang membuat Banta menemukan yang dicarinya selama tiga tahun. 

**********************
ISLAM ANTI KLASIK

Nurchalish Madjid merupakan pahlawan bagi pembaruan pemikiran Islam di Indonesia. Seperti dikatakan Ahmad Syafi'i Ma'arif, semua pembaru awalnya dikritik namun selanjutnya waktu menentukan bahwa merekalah pahlawan.
                Al-Kindi ditegur habis-habisan oleh alim ulama karena memasukkan aliran filsafat Yunani kedalam dunia Islam. Dia banyak menterjemahkan karya-karya filsuf Yunani ke dalam bahasa Arab.
                Al-Ghazali dituding sebagai biang dari kemunduran ilmu pengetahuan dalam dunia Islam. Padahal akhirya masyarakat sadar bahwa sikapnya itu adalah untuk mengembalikan kesadaran Muslim supaya kembali menemukan solusi dari persoalan hidup dalam literatur Islam sendiri setelah mereka lelah mencarinya dalam filsafat.
                Al-Kindi dan Al-Ghazali datang untuk menyadarkan Muslim agar mereka menemukan pencerahan. Demikian pula usaha yang dilakukan Nurchalish Madjid atau lebih akrab disapa Cak Nur, dia berusaha menyadarkan Muslim Indonesia bahwa modernisasi merupakan sesuatu yang pasti berlaku bagi setiap masyarakat.
                Kamaruz telah tiga bulan tinggal di tanah kelahiran Banta. Dia amat bingung dengan gagasan-gagasan Cak Nur. Saat ini dia merasa tepat untuk berdiskusi dengan Banta mengenai pemikiran Cak Nur.
                Selesai shalat subuh berjamaah biasanya Banta membuka laptopnya untuk memberikan kuliah pada mahasiswanya atau kadang-kadang dia juga berdiskusi dengan rekan-rekannya sesama dosen di luar negeri.
                Kamaruz melihat Banta tidak melakukan apa-apa. Hanya beri'tikaf saja. Pemuda itu mendekati. Menyalami. Namun saat hendak meletakkan belakang tapak tangan Banta ke dahinya, Guru Besar Harvard itu segera menarinya seraya berkata. "Tidak ada pengkultusan sesama manusia".
                "Maaf Ampon Banta". Kamaruz memanggil Banta seperti panggilan warga kampung dengan niat supaya alumni Gontor itu sedikit lebih akrab dan menghilangkan citra dirinya sebagai mahasiswa. Dengan itu diharapkannya Banta dapat berbicara dengannya secara lebih gamblang dan terbuka.
                "Apa yang kau pikirkan hai anak muda?" Suara Banta mengagetkan Kamaruz.
                Dia.tidak mau mensia-siakan kesempatan langsung menumpahkan isi pikirannya. Pkiran-pikiran yang dipenuhi pertanyaan-pertanyaan dan kebingungan.
                "Maukah Ampon Banta sedikit berbagi tentang apa yang Ampon pahami terkait pemikiran Nurchalish Madjid dalam merespon Modernisme?" Meski terdengar kurang sopan Banta tidak memperdulikannya sama-sekali. DIa langsung menjawab.
                "Cak Nur mengingatkan bahwa modernisasi mrupakan rasinalisasi. Sementara sendiri Islam sangat menghargai rasionalitas.Islam adalah agama yang paling rasional. Islam adalah agama yang senantiasa modern. Islam itu anti klasik.
                   "Rasionalisasi berbeda dengan rasionalisme. Rasionalisasi adalah memaksimalkan potensi akal manusia hingga ditemukan hasilnya berupa kebenaran yang subjektif. Kebenaran subjektif tidak boleh diklaim sebagai kebenaran mutlak. Kebenaran subjektif tidak akan berarti apa-apa bagi solisi persoalan sosial sebelum kebenaran yang diyakini itu diujicobakan melalui dialog.
                " Sememtara modernisme adalah keyakinan mutlak akan kemampuan akal menemukan solusi bagi setiap persoalan. Modernisme melahirkan sekularisme. Sekularisme meyakini Tuhan/agama tidak berhak/tidak mampu mencampuri urusan keduniaan manusia. Oleh sebab itu menurut mereka agama hanya diposisikan sebagai ritual semata.
                "Sekularisme melahirkan kapitallisme. Kapitalisme melahirkan individualisme.
                "Ideologi pendidikan di Indonesia telah menyatu dengan konsep pendidikan kolonial.
                "Kita, orang Islam, punya solusi membabat habis kolonialisme di Indonesia yang masih mekar hingga kini. Islam sebagai warisan asli indonesia dapat digunakan sebagai senjata dalam memerangi persoalan-persoalan sosial kita.

 ***************************

SEMUA SAWIT

Semuanya sawit
Semua telah menjadi sawit
Ribuan jenis pohon telah ditumbangkan
Hanya untuk satu jenis:  sawit

Entah telah berapa ribu orangutan musnah
Entah telah berapa ribu kedih mati
Entah telah berapa ribu kukang meregang nyawa
Entah telah berapa ribu owa binasa

Hanya untuk satu kata: sawit

Entah telah berapa ribu rumah tenggelam dalam banjir
Entah telah berapa ratus gedung sekolah terkubang lumpur
Entah telah berapa pulu rumah ibadah tersapu banjir bandang
Entah telah berapa juta nyawa manusia melayang

Hanya demi sawit

Hampir mereka  merebus batu
Hampir saja mereka mengorek tanah untuk digoreng
Nyaris mereka mengiris batang pohon
Dekat masa mereka memakan rumput-rumputan

Mereka keturunan cerdas
Darah ksatria dan ilmuan
Datang dari Persia

Berhijrah mengharungi laut luas
Di ujung Timur mencari sepotong tanah surga
Setelah menemukannya mereka mengubahnya menjadi neraka

Kebun Sawit Meudang Ara, Syamtalira Bayu
15 Mai Tahun Macan
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar