Kamis, 25 November 2010

Sukseskan Konferensi Wilayah PII Ke-25 (Bagian II) di Bireuen.

Konferensi Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Ke-25 yang dilaksanakan di Takengon 27-29 Februari lalu harus dilanjutkan pada 9-10 Mai di Bireuen karena waktu yang dibutuhkan untuk memilih seorang Ketua Umum Pengurus Wilayah tidak cukup. Mungkin karena saratnya kepentingan, atau mungkin pula karena peserta konferensi tidak pandai mengefesiansikan waktu hingga baru pertama kali dalam sejarah PII sebuah Konfrensi Wilayah PII harus dilaksanakan di dua tempat dalam waktu yang berselang lama.
Namun di Bireuen, Konfrensi hanya menyisakan agenda pemilihan Ketua Umum dan pengesehan semua agenda Konferensi sebab agenda-agenda lain seperti penetapan program kerja, pemilihan Ketua PII Wati dan Komandan Brigade PII beserta formatur kedua Badan Otonom itu telah dilaksanakan di Takengon.
Di Takengon, pemilihan bakal calon berhasil menjaring 12 orang, namun seleksi demi seleksi dilakukan hanya meluluskan satu orang untuk menjadi calon yaitu Irhamullah. Sementara dua orang lagi belum diselesaikan penyeleksiannya yaitu Zulfikar Kareueng dan Rizal Aiyub.
Agar Konferensi Wilayah PII Ke-25 bagian ke-2 yang dilaksanakan di Bireuen nanti berjalan lancar dan sukses saya ingin mengajak beberapa hal kepada beberapa kalangan. Pertama saya mengajak pada seluruh personalia kedua Badan Otonom PII yang telah terpilih di Takengon agar bersikap netral tanpa berpihak pada siapapun. Kedua saya mengajak pada pendukung calon tertentu agar bersikap fair dan tetap menghormati konstitusi PII. Ketiga kepada Keluarga Beser PII untuk tetap bersikap dewasa dengan tidak mengkampanyekan calon tertentu. Keempat untuk para peserta konferensi agar memilih calon yang paling sesuai menurut pandangan konstitusi PII dan yang paling memenuhi kriteria kefakihan, intelektualitas tinggi serta loyal terhadap PII.
Terakhir saya mengajak pada ketiga orang yang masih berpeluang menjadi Ketua Umum Pengurus Wilayah PII Aceh Periode 2010-2012 agar menghormati konstitusi PII dan tidak bersikap ambisius dalam usaha mereka. Bila sikap tidak mau mengalah dan tidak mau menghormati konstitusi PII masih dibawa ke Bireuen maka besar kemungkinan pengalaman di Takengon akan berulang kembali di Bireuen.
Terimakasih.


Tertanda,

Miswari
Kepala Staff Pendidikan dan Latihan Koordinator Wilayah Brigade PII Aceh Periode 2010-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar