Minggu, 06 Februari 2011

skripsi fikih

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang masih banyak guru yang menerapkan metode

ceramah pada siswanya. Siswa dianggap memiliki pemahaman seperti guru.

Bahkan guru tidak mempunyai konsep pembelajaran, yang penting target

pembelajaran dan deadline terpenuhi. Supaya mempercepat pembelajaran

guru mengajar hanya dengan ceramah dan siswa hanya mendengarkan saja,

tidak memperdulikan apakah siswa dapat mengerti atau tidak. Hal ini

mengakibatkan terjadi kejenuhan pada siswa. Apalagi memerlukan waktu

yang lama 2 sampai 3 jam per mata pelajaran. Yang akibatnya hanya sedikit

ingatan tentang pelajaran yang didapat.

Sejauh ini, ada sebuah fenomena yang tidak bisa dipandang sebelah

mata oleh para guru, dimana banyak peserta didik yang merasa sekolah ibarat

penjara, sekolah merupakan candu, sekolah tidak bisa menimbulkan semangat

belajar bahkan. Bahkan lebih parah, banyak peserta didik yang paling suka

bila sang guru absen, tanpa merasa kehilangan sesuatu. Boleh jadi, fenomena

tersebut disebabkan selama ini peserta didik hanya diposisikan sebagai objek

atau robot yang harus dijejali beragam materi sehingga membuat peserta didik

tidak betah di kelas. Sedangkan, pengajaran yang baik yaitu ketika para

peserta didik bukan hanya sebagai objek tapi juga subjek. Jadi siswa akan

menjadi aktif tidak pasif dengan begitu, peserta didik akan merasa betah dan

1

paham penjelasan guru. Untuk mengejawantahkan hal ini dibutuhkan kejelian

dan krekatifitas guru dengan cara mendesain model pembelajaran yang bisa

mengena setiap gaya belajar setiap peserta didik. Sehingga semua peserta

didik merasa enjoy dan pas atas sajian yang disampaikan oleh guru, tanpa

merasa bosan dan terkekang.

Jika pendidik menginginkan agar tujuan pendidikan tercapai secara

efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup. Ia harus

menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian yang tepat dalam proses

belajar mengajar. Ia juga dapat mempergunakan metode mengajar secara

bervariasi, sebab masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan.

Sehingga dalam penggunaannya pendidik harus menyesuaikan dengan materi

yang diajarkan dan kemampuan peserta didik. Pemilihan teknik dan metode

yang tepat memerlukan keahlian tersendiri, sehingga pendidik harus pandai

memilih dan menerapkannya

Guna memenuhi kebutuhan tersebut, pengajaran harus bersifat

multisensori dan penuh variasi. Hal ini bias dilakukan dengan cara beragam

dan dalam semua mata pelajaran. Guru dalam menyampaikan mata pelajaran

bukan hanya dengan metode ceramah atau auditori-guru berbicara murid

mendengarkan tanpa ada feedback (umpan balik) namun guru harus

menggabungkan ranah visual dan kinestetik. Misalnya dalam pelaran agama

islam tentang shalat. Guru atau ustadz tidak hanya menjelaskan secara verbal

tentang apa itu salat dan kaifiyat (tata cara) salat dari A sampai Z, namun juga

bisa menggunakan media visual berupa VCD pembelajaran salat, selain lebih

efektif dan efisien, hal ini bisa membuat peserta didik menikmati dan tidak

jenuh lantaran merasa ikut aktif dalam proses belajar. Setelah itu, untuk

menyentuh aspek kinestetiknya, peserta didik diajak untuk mempraktikkanya

satu persatu atau bisa secara kolektif. Hal ini dapat menghindari

ketidakpahaman para peserta didik dan peserta didik akan menjadi aktif dan

tidak jenuh dalam mengikuti proses belajar di kelas.

Dalam mata pelajaran Fiqih untuk siswa pada umumnya guru

menggunakan metode pembelajaran ceramah. Dengan metode tersebut, siswa

dituntut untuk duduk dengan tenang, mendengarkan dan melihat guru

mengajar selama berjam-jam. Gaya guru yang statis dapat menimbulkan

kejenuhan siswa dalam mengikuti pelajaran, yaitu adanya sikap kurang

perhatian terhadap materi, gelisah dan bosan. Metode ceramah sebaiknya

digunakan apabila akan menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik

yang jumlahnya besar.

Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa metode dalam kegiatan

belajar mengajar khususnya pembelajara Fiqih adalah faktor yang penting,

sehingga berbagai metode dapat digunakan dalam menyampaikan materi

Fiqih, karena pada hakikatnya siswa lebih menyukai suatu pembelajaran yang

menyenangkan atau melalui aktivitas-aktivitas dalam kelas.

MAK Husnul Khotimah Kuningan Jawa Barat adalah salah satu

lembaga pendidikan lanjutan menengah atas berciri khas agama Islam yang

menjadi sekolah unggulan didaerah setempat dan dapat dikatakan memiliki

kualitas sekolah yang baik, karena berdasarkan opini yang berkembang di

masyarakat. Husnul Khotimah diakui sebagai salah satu sekolah swasta favorit

di Jawa Barat. Pendapat ini dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah siswa

yang ada di sana dan setiap tahun jumlah peminat selalu meningkat. Selain itu,

sekolah tersebut mengedepankan siswanya dibidang ”imtaq” dan ”iptek”. Dan

wujud upaya peningkatan mutu yang ditempuh oleh Madrasah Aliyah

Keagamaan (MAK), diantaranya dengan menerapkan metode active learning

yang merupakan metode pengaktifan siswa dalam belajar, sehingga

diharapkan siswa tersebut dapat menerapkan ilmunya di masyarakat dengan

benar.

Active Learning berasal dari bahasa Inggris. Menurut kamus Inggris-

Indonesia active adalah aktif; bersemangat atau ikut giat (Echols, 1987: 9).

Sedangkan learning adalah pengetahuan dalam hal ini yaitu pembelajaran

(Echols, 1987: 352). Sehingga active learning berarti pembelajaran aktif.

Sedangkan menurut Hisyam zaini (2002) metode active learning

adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif,

dengan menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi

pelajaran, memecahkan masalah, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka

ketahui ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

Penerapan metode active learning dalam kegiatan belajar mengajar di

MAK Husnul Khotimah merupakan respon yang baik terhadap perkembangan

mutakhir sistem pendidikan di Indonesia khususnya dalam pembelajaran

Fiqih, yang merupakan mata pelajaran penting sekaligus pendukung bagi mata

pelajaran lainnya.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul : “METODE ACTIVE LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH KEAGAMAAN

HUSNUL KHOTIMAH, KABUPATEN KUNINGAN PROPINSI JAWA

BARAT TAHUN AJARAN 2007/2008“.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman terhadap judul diatas,

maka penulis merasa perlu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam

judul tersebut sebagai berikut :

1. Metode

Metode artinya cara kerja yang bersistem utuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1986: 652). Sehingga dapat diartikan bahwa metode

atau metodologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara atau

yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan

efesien.

2. Active Learning

Yaitu metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara

aktif , dengan menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari

materi pelajaran, memecahkan masalah, atau mengaplikasikan apa yang

baru mereka ketahui ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata

(Hisyam zaini, 2002: xvi).

3. Pembelajaran

Upaya membelajarkan siswa untuk belajar (Kus Irsyanto, 2004: 4) dalam

pembelajaran menunjukkan adanya interaksi antara guru dan siswa, di satu

pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan yang membawa

anak ke arah tujuan, lebih dari itu anak atau siswa dapat melakukan

serangkaian kegiatan yang disediakan guru yaitu kegiatan belajar yang

terarah pada tujuan yang ingin dicapai.

4. Fiqih

Fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang ‘amaliah (praktis)

yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Al-Jurzaniy memberikan

definisi lain sehubungan dengan pengertian fiqih, yaitu sebagai suatu ilmu

yang diperoleh dengan menggunakan pemikiran (Djazuli, 2000: 20). Fiqih

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sub bidang studi pendidikan

islam yang diajarkan di MAK Husnul Khotimah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditegaskan arti keseluruhan

dari judul penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

metode active learning dalam pembelajaran fiqih di Madrasah Aliyah

Keagamaan (MAK) Husnul Khotimah

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini dimaksudkan agar penelitian tidak melebar

permasalahannya, sehingga mudah untuk memahami hasilnya. Berdasarkan

latar belakang yang telah penulis uraikan diatas dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan metode Active Learning dalam pembelajaran

Fiqih di MAK Husnul Khotimah?

2. Apakah faktor pendorong dan penghambat dalam penerapan Active

Learning?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

a. Mendeskripsikan

pelaksanaan

metode

Active

Learning

dalam

pembelajaran Fiqih di MAK Husnul Khotimah.

b. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat dalam penerapan

Active Learning.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Memberikan masukan dan sebagai informasi di kalangan

masyarakat, siswa dan pada dunia pendidikan dalam khasanah ilmu

pengetahuan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan bias sebagai bahan literature

penelitian yang akan datang dengan masalah yang sejenis.

b. Manfaat Praktis

1. Memberi informasi bagi guru dalam meningkatkan mutu proses

belajar mengajar dikelas.

2. Untuk meningkatkan sumber daya umat Islam yang berkualitas.

E. Kajian Pustaka

Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian semacam ini juga pernah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya :

1. Ita Isdiyanti (STAIN: 2006), dengan judul skripsi Pelaksanaan Metode

Active Learning Dalam Pembelajaran PAI kelas III SD Islam Al-Azhar

28 Solo Baru. Penelitian ini menemukan bahwa dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode ceramah tanpa

mengimbanginya dengan metode lain telah menjadi

cukup mendasar, yakni tujuan pembelajaran kurang optimal, munculnya

generasi-generasi yang pasif, tidak mempunyai kreatifitas dalam berfikir,

dan dalam hidupnya mereka akan bergantung pada orang lain. Belajar

aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara

pribadi menarik hati, dimana siswa dapat mengajukan pertanyaan tentang

pelajaran tertentu, dan mendiskusikannya dengan yang lain. Pelaksanaan

Metode Active Learning Dalam Pembelajaran PAI kelas III SD Al-Azhar

28 Solo Baru dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: dengan membagi

siswa menjadi beberapa kelompok di awal pelajaran, guru memfasilitasi

anak dengan mempersiapkan beberapa alat edu game, serta di akhir

persoalan yang

pelajaran guru selalu memberikan tugas dilembar kerja. Adapun kendala

yang dialami antara lain, saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ada

beberapa siswa yang membuat keributan, sehingga siswa lain jadi

terganggu, serta tidak semua mata pelajaran dapat tersampaikan dengan

metode permainan.

2. Intan Azizah (UMS: 2006) dalam skripsinya yang berjudul Efektifitas

Strategi “Card Sort” Dan “Index Card Match” Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Di Kelas IV SD Negeri Saren 2 Kalijambe

Sragen Tahun Ajaran 2005/2006 menyimpulkan bahwa strategi “Index

Card Match” lebih efektif daripada strategi “Card Sort” bila digunakan

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV SD Negeri

Saren 2 Kalijambe Sragen tahun ajaran 2005/2006.

3. Ahmad Zanin Nu’man (UMS: 2007) dalam skripsinya yang berjudul

Metode Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah

Aliyah Keagamaan Darul Falah Sirahan Kecamatan Cluwak Kabupaten

Pati Tahun ajaran 2006-2007 yang berkesimpulan bahwa para guru

bahasa arab di pondok Darul Falah telah memakai beberapa metode

Active Learning, seperti True or False, Broken Teks dan Rotating roles,

dan hasilnya cukup meningkatkan daya belajar para siswa.

Berdasarkan penelitian di atas, tampak belum ada yang meneliti

tentang pembelajaran fiqih dengan menggunakan Metode Active Learning

terutama di Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) Husnul Khotimah.

Dengan demikian, masalah yang diangkat dalam penelitian ini memenuhi

unsur kebaruan atau non-duplikasi.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field recearch). Adapun

sifat penelitian ini adalah kualitatif, sehingga tanpa menggunakan teknik

analisis statistic ataupun interpretasi kuantitatif.

2. Menentukan Subyek Penelitian

Populasi adalah seluruh subyek penelitian, apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen dalam suatu wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi studi, atau penelitiannya juga disebut

populasi / studi sensus (Suharsini Arikunto, 1993: 102). Dalam penelitian ini

populasinya adalah siswa Madrasah Aliyah Keagamaan kelas XI B yang

berjumlah 31 siswa beserta guru. Karena jumlah populasinya 31 siswa maka

penelitian termasuk penelitian populasi.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematis

fenomena yang diteliti (Suharsini, 1998: 128). Metode ini penulis

gunakan untuk mengamati, mendengarkan, dan mencatat langsung

terhadap pelaksanaan metode Active Learning dalam pembelajaran

Fiqih di Madrasah Aliyah Keagamaan husnul Khotimah.

b. Metode Interview

Metode interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memeperoleh informasi dari

terwawancara

penggunaan metode ini adalah untuk mencari data yang berhubungan

dangan kurikulum, metode, dan teknik yang digunakan, serta usaha

lain dalam kegiatan pembelajaran Fiqih yang dalam hal ini dilakukan

dengan kepala sekolah dan guru Fiqih.

c. Metode dokumentasi

(interviewee).

(Suharsimi,

1998:

126)

maksud

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda dan lain-lain (Suharsimi, 1998: 159). Metode ini

penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya

MAK Hunul Khotimah, struktur organisasi, keadaan karyawan dan

guru, siswa, sarana prasarana dan sebagainya.

4. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data. Adapun

analisis datanya akan menggunakan analisis kualitatif, dengan 3 langkah: (a)

reduksi data (data reduction), (b) penyajian data (data display), (c) penarikan

kesimpulan (verification). Ketiga langkah tersebut bersifat interaktif. Pada

tahap reduksi data akan dilakukan kategorisasi dan pengelompokkan data

yang lebih penting, yang bermakna dan relevan dengan tujuan penelitian,

sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Terakhir, pada tahap penarikan kesimpulan akan dilakukan pengujian

kredibilitas, transferbilitas, dan reliabilitas.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sebuah skripsi akan lebih sistematis jika disusun dengan sistematika

sesuai dengan kaidah yang baik, maka dalam skripsi ini penulis akan

mencantumkan sistematika dalam penulisan skripsi:

BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, penegasan

istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, kajian pustaka, metode

penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II

karakteristik pembelajaran aktif, beberapa jenis metode active learning,

kekurangan dan kelebihan active learning, hal-hal yang harus diperhatikan

dalam penggunaan metode active learning dan pola pembelajaran fiqih.

BAB III Membahas tentang pelaksanaan metode active learning dalam

pembelajaran fiqih yang terdiri atas dua bagian. a) Gambaran umum Madrasah

Aliyah Keagamaan Husnul Khotimah yang meliputi letak geografis sekolah,

sejarah berdirinya, struktur organisasi, visi dan misi, prestasi Madrasah Aliyah

Keagamaan Husnul Khotimah, keadaan guru dan siswa, serta sarana dan

prasarana. b) gambaran umum pelaksanaan metode active learning dalam

Membahas tentang pengertian metode active learning,

pembelajaran fiqih, alasan penggunaan metode active learning, faktor

pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode active learning.

BAB IV

dalam pembelajaran fiqih, faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan metode active learning.

BAB V Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

Analisis data terhadap pelaksanaa metode active learning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar